10 Peristiwa Bersejarah Bulan Safar, Bukan Bulan Sial (Pixabay)

    JAKARTABulan Safar disalahpahami sebagai bulan penuh kesialan. Keyakinan berkembang dari mitos turun-temurun. Sebagian masyarakat masih mempercayai bulan ini identik dengan kesialan, musibah, dan berbagai cobaan. 

    1. Bulan Safar

    Pandangan berakar dari tradisi masyarakat Arab jahiliah meyakini bulan Safar membawa nasib buruk. Kemudian mengakar dan diikuti sebagian umat Islam, termasuk di Indonesia. 

    Islam menolak segala bentuk keyakinan yang mengaitkan waktu atau bulan tertentu dengan kesialan. Mengutip laman NU, keyakinan salah itu akhirnya mengakar dan menyebar ke mana-mana, bahkan tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengikutinya.

    Rasulullah SAW secara tegas menolak anggapan tersebut melalui sabdanya:

    لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الْأَسَ

    “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa.” (HR al-Bukhari)

    2. 10 Peristiwa pada Bulan Safar

    Berikut 10 Peristiwa Bersejarah Bulan Safar:

    1. Perang Al-Abwa (Perang Buwath)

    Pada tahun pertama hijriah Bulan Safar, Rasulullah SAW memimpin langsung Perang Al-Abwa. Ini menjadi peperangan pertama dalam Islam yang dipimpin beliau, masuk dalam kategori ghazwah.

    2. Perang Khaibar

    Perang ini terjadi pada tahun ke-7 Hijriah. Rasulullah memimpin 1.400 pasukan, termasuk 200 pasukan berkuda, menaklukkan benteng-benteng strategis di Khaibar seperti Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah.

    3. Ekspedisi Qutbah bin Amir 

    Pada tahun ke-9 Hijriah, Qutbah bin Amir ditugaskan menyerang Suku Khas’am di dekat Bisah dan Turabah dengan 20 prajurit. Misi ini menandai perluasan pengaruh Islam ke wilayah selatan.

    4. Perang Dzu’Amr

    Usai Perang Sawiq, Rasulullah memimpin 450 sahabat menyerang Kabilah Ghathafan di wilayah Najid. Selama sebulan penuh di bulan Safar, Nabi SAW bermarkas di daerah tersebut.

     



    Source link

    Share.