Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Polda Metro Jaya mengungkap diplomat Kementerian Luar Negeri, ADP (39), tewas tanpa keterlibatan orang lain. Ada sejumlah fakta yang diungkap polisi terkait kematian ADP.
Sebagai informasi, ADP ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit lakban di kamar kosnya di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dengan melibatkan pihak eksternal seperti RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penyelidikan itu kemudian dipaparkan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025). Berikut 16 fakta yang terungkap dalam kasus ini:
103 Bukti Diamankan Polisi
Polda Metro Jaya mengamankan 103 barang bukti terkait kasus kematian ADP. Barang bukti itu diamankan dari sejumlah lokasi.
“Barang bukti 103 unit barang bukti atau 103 jenis barang bukti,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
Pertama, ada barang bukti yang ditemukan dari kantor ADP. Kedua, ada barang bukti dari kos ADP dan ketiga ada barang bukti yang didapat dari saksi-saksi, termasuk keluarga.
Barang bukti itu antara lain tas ransel dan tas belanja yang ditemukan di tangga dekat rooftop kantor Kemlu. Tas itu berisi laptop, pakaian yang baru dibeli, obat-obatan, beberapa alat-alat kantor, hingga surat rawat jalan beliau dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta.
Polisi juga menemukan plastik dan lakban kuning yang digunakan untuk melilit wajah ADP. Ada juga alat kontrasepsi serta pelumas yang ditemukan polisi.
Sidik Jari ADP di Lakban
Polisi juga memaparkan hasil identifikasi sidik jari pada lakban kuning yang melilit wajah ADP. Polisi menyebut sidik jari tersebut merupakan milik ADP.
“Hasil pengembangan yang ada di lakban dengan sidik jari dari ADP memenuhi kriteria persyaratan 12 titik yang sama. Jadi hasil identifikasi terkait pencarian sidik jari bahwa di lakban yang diperoleh yaitu sidik jari dari ADP,” ujar perwakilan Pusat Identifikasi Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto.
Sigit mengatakan pihaknya melakukan penelitian terhadap barang bukti yang ditemukan, termasuk sidik jari di lakban kuning yang melilit wajah ADP. Polisi melakukan penelitian sesuai keilmuan agar memenuhi 12 syarat.
“Untuk yang selanjutnya terkait barang bukti yang lain, kita juga ada penelitian lebih lanjut secara DNA dari labfor,” ujarnya.
Deretan barang bukti tersebut ditunjukkan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Salah satu yang ditunjukkan ialah lakban kuning. Foto: Grandyos Zafna/detikcom
|
Tak Ada Material Biologi Orang Lain di TKP
Ahli DNA Puslabfor Bareskrim Polri, Kompol Irfan Rofik, juga menangani deoxyribonucleic acid atau DNA di kos ADP. Irfan menyatakan tidak ditemukan darah hingga unsur biologi orang lain di lokasi kejadian.
“Kami tidak menemukan di TKP adanya bercak darah, sperma, atau material biologi yang ada di TKP, di kamar korban, maupun di luar kamar korban, seperti di kamar mandi maupun di ruang tidur,” kata Irfan.
“Kami tidak menemukan adanya materi biologi dari orang lain,” imbuhnya.
Puslabfor Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian. Ada 13 item barang bukti yang diuji di laboratorium. Hasilnya, hanya DNA ADP yang ditemukan di lokasi kejadian.
“Hanya satu yang menarik di sini, ada pada sisa lakban di bonggol atau gulungan lakban itu, terdapat DNA dari Saudara almarhum ADP,” imbuhnya.
Tak Ada Jejak Kekerasan
Polisi juga menyatakan tidak ada jejak kekerasan. Polisi menyebut hal itu diketahui dari analisis forensik digital terhadap barang bukti yang ditemukan, termasuk rekaman CCTV.
“Jadi keseluruhan file video yang kami analisis, mulai gambar atau video di Kemenlu, kemudian di GI, lalu di tempat kos almarhum, kami tidak menemukan adanya motion atau gambar yang memiliki atau muatan tindakan kekerasan fisik,” kata ahli digital forensik Polri, Ipda Saji Purwanto.
Dia juga menegaskan tidak ada pemotongan atau penambahan frame dalam rekaman CCTV yang ditemukan. Total, ada 20 CCTV yang diperiksa.
“Tak ditemukan adanya penyisipan atau pemotongan frame sepanjang video yang memiliki durasi waktu tertentu,” ucapnya.
Email soal Bunuh Diri
Polisi juga mengungkap hasil pemeriksaan terhadap riwayat digital pada perangkat seluler ADP. Hasilnya, ditemukan email soal bunuh diri pada tahun 2013.
“Kami menemukan sebanyak dua segmen. Segmen pertama di tahun 2013 dimulai dari tanggal 20 Juni 2013 sampai dengan 20 Juli 2013, di situ sudah saya sampaikan ke penyidik yang menangani. Pada intinya adalah menceritakan tentang alasan ada keinginan untuk bunuh diri,” ujar Saji.
Dia menyebut ada juga email yang dikirim pada 2021. Email itu berisi hal yang sama, yakni keinginan bunuh diri.
“Kemudian di segmen tahun 2021 dimulai dari 24 September 2021 sampai dengan 5 Oktober 2021 sebanyak sembilan segmen, pengiriman sembilan segmen, intinya adalah sama. Ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi,” ujarnya.
Ada Obat Flu-Demam di Jasad ADP
Ahli toksikologi Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri, AKP Ade Laksono, menjelaskan ada dua zat yang ditemukan dalam organ hingga cairan tubuh ADP. Zat itu berasal dari obat yang dikonsumsi ADP.
“Pada otak ditemukan atau terdeteksi parasetamol, empedu terdeteksi chlorpheniramine, limpa terdeteksi chlorpheniramine, hati terdeteksi chlorpheniramine, ginjal terdeteksi parasetamol dan chlorpheniramine,” kata Ade.
Sebagai informasi, chlorpheniramine atau biasa disebut CTM adalah sejenis antihistamin yang dapat meredakan gejala alergi, seperti hidung tersumbat. CTM memiliki efek seperti mengantuk.
Sedangkan parasetamol merupakan obat analgesik dan antipiretik, yang dapat meredakan nyeri serta menurunkan demam. Dua kombinasi zat ini biasa ditemukan pada obat flu.
Dia menyatakan tidak ditemukan senyawa racun atau toksik umum pada tubuh ADP. Tak ditemukan pula narkoba dalam tubuhnya.
“Tidak terdeteksi senyawa toksik umum, seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol, maupun narkoba,” katanya.
Tangan ADP Tak Terikat
Polisi juga menepis informasi liar soal tangan ADP dalam kondisi terikat. Polisi menyebut tangan ADP tidak terikat saat ditemukan.
“Bahwa faktanya pada saat ditemukan, tangan korban tidak terikat. Tangan dan kaki tidak terikat,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.
Dia mengatakan kamar ADP menggunakan kunci kartu hingga grendel. Pada saat jasad ADP ditemukan, posisi kamar ADP terkunci dari dalam.
“Pada saat ditemukan, posisi kamar korban dalam keadaan terkunci,” ujarnya.
Penilaian Asosiasi Psikologi soal ADP
Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) mengungkapkan hasil pemeriksaan psikologi forensik terhadap ADP. ADP disebut sebagai sosok yang positif tetapi sulit mengekspresikan emosi negatif.
Ketua Umum Apsifor Nathanael E J Sumampouw menjelaskan pihaknya ikut dalam proses penyelidikan untuk memahami secara holistik aspek psiko-sosial individu. Nathanael menyebut Apsifor membentuk tim pemeriksa yang terdiri dari 7 psikolog berpengalaman untuk melakukan pemeriksaan psikologis forensik dengan pendekatan otopsi psikologis atau proses evaluasi psikologis terhadap individu yang telah meninggal untuk mendapatkan gambaran.
Apsifor mewawancarai keluarga ADP, rekan kerja, atasan dan individu yang mengenal ADP semasa hidup. Apsifor juga menelaah dokumen informasi yang relevan tentang kehidupan pribadi dan informasi lain dari polisi mengenai ADP.
“Almarhum merupakan individu yang dikenal di lingkungannya sebagai pribadi dengan karakter positif,” ujarnya dia sembari menyebutkan ADP merupakan sosok bertanggung jawab, suportif, pekerja keras, sangat diandalkan dan peduli terhadap lingkungannya.
Namun, ADP disebut sulit mengekspresikan emosi negatif. ADP juga tercatat pernah mengakses layanan kesehatan mental.
“Almarhum berusaha menginternalisasi berbagai emosi negatif yang dirasakan dan berupaya untuk tidak menunjukkannya di depan orang lain. Meskipun demikian, kami menemukan bahwa pada almarhum, ada riwayat di mana almarhum berupaya untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring. Terakhir kali 2021,” ujarnya.
Arah Lilitan Lakban
Polisi menjelaskan arah lilitan lakban kuning di wajah ADP. Arah lilitan lakban tersebut dari kanan ke kiri.
“Terkait arah lilitan ini, lilitan itu dari sini ke sini, dari kanan ke kiri. Jadi arahnya berhenti di sini (leher kiri),” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.
Wira menjelaskan lilitan lakban tersebut tidak terputus. “Posisinya lakban itu tidak terpotong, masih belum putus,” ujarnya.
Penyebab Arah CCTV Bergeser
Kombes Wira juga mengungkap penyebab pergeseran sudut CCTV di kos ADP. Wira menyebut pergeseran arah CCTV itu untuk merekam pendobrakan kamar korban atas permintaan istrinya pada Selasa (8/7).
“Kemarin kami sudah melakukan konfirmasi dengan istri dari pada korban, terkait dengan CCTV kenapa bergeser. Hal tersebut terjadi setelah adanya permintaan dari istri kepada penjaga kos waktu itu lewat telepon, atas nama Saudara S, untuk mendobrak kamar milik korban, sehingga penjaga kos meminta izin kepada pemilik kos untuk melakukan pendobrakan,” jelasnya.
Setelah pemilik kos memberikan izin pendobrakan kepada penjaga kos, CCTV itu kemudian digeser untuk menangkap lebih jelas gambar kamar ADP. Hal itu, kata Wira, untuk merekam proses pendobrakan yang dilakukan.
“Hal ini juga diperkuat dengan adanya video yang diambil secara, rekaman video yang diambil oleh teman sekamarnya yang ikut mendobrak saat itu, Bapak F, ini merupakan teman kamar dari satu kos, ini diperkuat dengan rekaman video yang diambil oleh Bapak F,” kata dia.
Tak Ada Ancaman ke ADP
Polisi juga memastikan tidak ada ancaman yang diterima oleh ADP sebelum tewas di kamar kosnya. Hal itu diketahui dari pemeriksaan forensik digital yang dilakukan terhadap riwayat komunikasi ADP.
“Yang intinya bahwa yang terpenting terhadap penelitian ini belum ditemukan adanya informasi atau dokumen elektronik yang berisi muatan ataupun ancaman baik fisik maupun psikis terhadap korban, termasuk ancaman kekerasan,” ujar Wira.
Wira menjelaskan pemeriksaan digital forensic itu dilakukan terhadap sejumlah properti milik korban, antara lain laptop, MacBook, dan ponsel Samsung Note yang ditemukan bukan di kamar ADP.
Ada Memar di Tubuh
ADP diduga sempat memanjat dinding rooftop kantor Kemlu hingga berujung ada memar pada tangannya. Hal tersebut diungkap oleh dokter forensik RSCM Yoga Tohijiwa.
“Yang saya sebutkan bahwa ada memar-memar tersebut pada kelopak atas mata kiri, ada pada bibir bawah bagian dalam, lengan atas kanan, dan lengan bawah kanan,” ujarnya.
Dia menyebut penyebab memar telah dibahas dalam gelar perkara. Hasilnya, diketahui ADP sempat memanjat dinding rooftop Kemlu pada Senin (7/7) hingga membuat tangannya memar. Polisi juga menunjukkan rekaman CCTV di rooftop Kemlu.
“Untuk apakah itu dilakukan secara self harm (menyakiti diri sendiri), itu berdasarkan hasil gelar perkara kemarin diinformasikan oleh penyidik, bahwa adanya pada saat di Kemenlu itu di rooftop-nya di lantai 12 ada kegiatan untuk memanjat tembok itu. Nah, yang dapat menyebabkan adanya memar pada lengan atas kanan,” tuturnya.
![]() |
Ubah Tujuan Taksi
Polisi mengatakan ADP sempat berada di salah satu mal di Jakpus. Dia sempat naik taksi dan meminta mengubah arah untuk menuju Kemlu.
“Korban keluar dari Grand Indonesia itu naik taksi, tapi baru jalan kira-kira sekitar 5 menit, langsung minta untuk berubah arah, jadi nggak sampai ke mana… paling baru 200-300 meter, langsung balik arah ke Kemenlu,” ujar Kombes Wira.
Hal itu disampaikan Wira untuk menjawab pertanyaan soal kabar ADP menuju bandara sebelum menuju gedung Kemlu. Wira mengatakan ada ponsel ADP yang belum ditemukan.
HP itu disebut aktif ketika di mal. Setelah itu ponsel ADP dinonaktifkan. Hal tersebut yang membuat pihak kepolisian kesulitan mencari keberadaan ponsel korban
“HP off, kita juga susah untuk melacaknya. Sampai saat ini tetap kita melakukan pencarian,” ujarnya.
Sudah Periksa Teman ADP yang Pergi Bareng ke Mal
ADP disebut pergi bersama temannya sehari sebelum ditemukan tewas di kamar kos. Polisi telah meneriksa rekan ADP tersebut.
Dalam konferensi pers, Polda Metro Jaya menampilkan tangkapan layar di berbagai lokasi sebelum ADP ditemukan tewas di kamar kos. Salah satunya adalah di mal di Jakarta Pusat. Dalam keterangan di layar, ADP disebut ditemani dua orang.
Polda Metro Jaya memastikan pihaknya sudah memeriksa teman ADP tersebut. Namun polisi tak menjelaskan detail hasil pemeriksaan ataupun hubungan lebih jauh antara korban dan teman tersebut.
“Kalau masalah hubungannya, kami tidak bisa sampaikan karena itu privasi,” ujar Kombes Wira.
Temukan Alat Kontrasepsi dan Pelumas
Penyidik Polda Metro Jaya juga menyita alat kontrasepsi dalam kasus kematian ADP. Alat kontrasepsi itu ditemukan di dua lokasi.
“Alat kontrasepsi itu ada,” kata Wira.
Wira menjelaskan alat kontrasepsi ditemukan di kos diplomat di Menteng. Alat kontrasepsi juga ditemukan di dalam tas yang ditinggalkan korban di gedung Kemlu.
“Jadi itu ada di dua tempat, baik di kamar dan ada juga di tas gendong yang ditemukan di lantai 12. Untuk apanya kami kurang tahu,” ujarnya.
Kesimpulan Akhir
Dari hasil penyelidikan, polisi pun menyampaikan kesimpulan akhir terkait tewasnya ADP. ADP dinyatakan tewas tanpa ada keterlibatan orang lain.
“Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira.
Polisi juga menyimpulkan tidak ditemukan dugaan tindak pidana dalam kasus tewasnya ADP.
“Belum menemukan adanya peristiwa pidana,” ujar Wira.
Halaman 2 dari 14
(haf/haf)