Jakarta –
Polres Jayapura telah mengembalikan 18 warga yang terlibat dalam aksi ricuh saat penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh KPK. Pengembalian dilakukan di Ruang Sat Tahti Polres Jayapura.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan pemulangan dilakukan pada Rabu (11/1) kemarin. Kepala Kampung Sabron Sari, Marwan Hasyim menjadi penjamin.
“Kami mengembalikan ke-14 orang tersebut atas permintaan penjamin yakni Kepala Kampung Sabron Sari, Bapak Marwan Hasyim dan telah bertanda tangan atas surat penjamin pemulangan dan disaksikan oleh keluarga yang bersangkutan,” kata Ignatius dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1).
“2 yang di Polres Kota Jayapura dan 2 yang di Sentani sudah dikembalikan di hari sebelumnya,” sambungnya.
Ignatius menyebut saat pemulangan juga dilakukan penandatanganan surat pernyataan dan berita acara penolakan autopsi mayat yang merupakan korban meninggal dunia akibat bentrok antara massa simpatisan dan aparat keamanan.
“Penandatanganan surat pernyataan dan berita acara penolakan autopsi mayat tersebut dilakukan oleh keluarga korban yakni atas nama Bapak Joel Wakur dan kemarin langsung di makamkan di Distrik Sentani Barat Kabupaten Jayapura,” katanya.
Selanjutnya, beberapa barang bukti yang diamankan juga telah dikembalikan kepada keluarga. Di antaranya, 1 unit mobil Toyota Avanza, 1 unit Mobil Toyota Kijang, 1 unit mobil Daihatsu Triton, 1 unit motor kawasaki D-Tracker dan 1 unit handphone merk Vivo.
Lebih lanjut, Ignatius turut mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga ketentraman di Papua. Dia menyarankan masyarakat tidak mudah terprovokasi atas penyebaran informasi yang belum tentu kebenarannya.
“Mari kita bersama-sama menjaga kedamaian dan keamanan yang hingga kini masih terus terjaga ditengah masyarakat khususnya kita yang berada di Papua. Kami juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menghormati penegakan hukum yang telah dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi,” tutupnya.
Kericuhan di 2 Lokasi
Seperti diketahui, Lukas Enembe ditangkap KPK Selasa (10/1) pagi. Lukas langsung dibawa untuk diterbangkan ke Jakarta. Pasca-penangkapan Lukas Enembe, sempat terjadi kericuhan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan kericuhan pertama terjadi di Simpang 3 Jalan Raya Kotaraja, Abepura, Jayapura, sekitar pukul 13.30 WIT. Saat itu massa simpatisan Lukas Enembe berusaha masuk ke Mako Satbrimob Polda Papua, namun dihalau aparat.
“Waktu penangkapan itu kericuhannya di Makosat Brimob Kotaraja,,” ujar Kombes Ignatius saat dihubungi detikcom, Selasa (10/1).
Massa berusaha masuk ke Makosat Brimob Polda Papua karena Lukas sempat dibawa ke sana. Namun begitu Lukas dibawa ke Bandara Sentani, Jayapura, massa juga menyusul dan melakukan pelemparan.
“Kemudian setelah LE atau KPK bergeser ke Bandara, ada massa yang merangsek di Bandara Sentani,” katanya.
Menurut Ignatius, massa di kedua titik ini telah dipukul mundur. Situasi kamtibmas di Jayapura saat ini aman.
“Sudah bisa ditangani dihalau,” katanya.
1 Orang Tewas
Satu orang warga yang diduga simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe dilaporkan tewas buntut kericuhan di Bandara Sentani, Jayapura. Korban kini diautopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya.
“Ini masih investigasi (penyebab kematian korban). Saya tidak bisa bilang luka tembak, karena ada autopsi yang meninggal dan visum untuk yang masih hidup,” ujar Kapolresta Jayapura Kombes Victor D Mackbon saat dihubungi detikcom, Selasa (10/1).
Sementara itu, Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan korban meninggal langsung diserahkan ke keluarga setelah diautopsi.
“Yang meninggal dunia sudah dibawa ke keluarganya,” ujar Ramdani dalam wawancara terpisah.
Simak Video: Fakta-fakta Sejauh Ini Tentang Penangkapan Lukas Enembe
(azh/idn)