Jakarta –
Jalur Pantai Selatan (Pansela) menjadi jalur utama mudik di Pulau Jawa bersama dua jalur lainnya yaitu lintas utara Jawa (Pantura) dan jalur lintas tengah Jawa. Bagaimana kondisi Jalur Pansela di Provinsi Banten?
Detikcom berkesempatan melalui sebagian jalur Pansela yang melewati Provinsi Banten pada Kamis (19/1/2023). Perjalanan dimulai dari titik 0 kilometer jalur Pansela yang berada di Simpang Labuan, Banten.
Jalan berbahan aspal mendominasi dengan kontur yang landai. Ketika melaju lebih jauh di Jalan Raya Cibaliung-Cikeusik, jalan berliku menyambut.
Selain berliku, jalur juga sesekali naik dan turun sedikit curam. Rambu lalu lintas untuk hati-hati banyak terlihat untuk memperingatkan para pengendara yang lewat.
Bila melewati jalur ini, pengendara akan disajikan dengan pepohonan rimbun di kanan dan kiri. Kondisi jalan sendiri cenderung sepi.
Kontur jalan kembali melandai ketika melewati Jalan Raya Malingping Bayah, Banten. Kini pemandangan di dominasi oleh pantai.
Karena memasuki daerah pantai, tumbuhan di pinggir jalan didominasi pohon kelapa. Jalan yang sebelumnya didominasi jalur aspal, kini berubah menjadi jalur beton.
Kondisi jalan masih cenderung sepi. Namun ditemukan sesekali kondisi jalan yang berdebu.
Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Raya Cibareno. Jalan yang sebelumnya landai, kini kembali berliku dan menanjak.
Jalan kembali membelah hutan yang ada. Ukuran jalan selebar sekitar 7 meter. Rambu lalu lintas untuk berhati-hati kembali ditemukan.
Secara umum, jalur Pansela yang melewati Provinsi Banten cenderung mulus. Tak ditemukan adanya kondisi jalan yang rusak parah.
Jalur Pansela di Provinsi Banten sendiri berjarak 170,09 Kilometer. Jalur Pansela Provinsi Banten berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Jabar) di Jalan Cisolok.
Sebagai informasi, Jalur Pansela total dapat dilintasi dari Banten-Sukabumi-Yogyakarta-Gunung Kidul-Pacitan-Ponorogo-Tulungagung-Banyuwangi. Pansela sendiri disapkan untuk mengurai kemacetan di Tol Trans Jawa dan Pantura.
(dwia/dwia)