Depok –
Sebuah video terkait makam ‘keramat’ yang masih dipertahankan di tengah penggusuran lahan proyek perumahan di Bojongsari, Depok, viral di media sosial. Makam tersebut berada di tengah-tengah area yang kini sudah rata dengan tanah.
Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (20/1/2023) terlihat makam yang berada di tengah penggusuran lahan. Tidak ada akses jalan menuju makam itu. Dari jauh, makam terlihat seperti gunungan tinggi di atas permukaan tanah merah.
Salah seorang keluarga pemilik makam, Wardana, angkat bicara. Ia menyebut kuburan itu akan dipindahkan.
“Sekarang ini prosesnya ini dipindahkan karena memang udah ada inisiatif dari semua keluarga. Tujuannya adalah untuk tetap terjaga tetap bisa diziarahkan,” kata Wardana saat ditemui di kediamannya, di Bojongsari, Depok, Jumat (20/1/2023).
Wardana mengatakan lahan penggusuran itu akan dibuat menjadi perumahan. Sampai saat ini, makam itu belum dipindahkan karena adanya keberatan dari pihak keluarga.
“Kalau untuk akan dibangun apa itu, akan dibangun sebuah perumahan. Saya mempertahankan makam, jadi kalau pertanyaan tadi ‘kenapa itu ditinggal dan tidak digusur’ ya karena kami juga keberatan kalau dari pihak pengembang itu tidak memberikan uang untuk pemindahan tersebut,” jelas Wardana.
Menurutnya, pihak pengembang juga belum bisa merapikan tempat itu karena belum ada dana untuk memindahkan makam. Namun, setelah bermusyawarah, akhirnya pihak pengembang menyetujui untuk mendanai proses pemindahan makam.
“Ya kalau pun pengembang juga saat ini masih terkesan belum merapikan tempat itu. Karena kami memang belum ada bahasanya uang proses pemindahannya tapi setelah kemarin kami terima ya kami juga tadi sudah mengundang kiai untuk prosesi pemindahannya,” ujar Wardana.
Makam itu, jelas Wardana, disebut keramat berasal dari omongan warga sekitar yang mempercayai secara turun-temurun. Makam ‘keramat’ itu akan dipindahkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
“Kalau dikatakan keramat-keramat itu ya yang mengkramatkan orang-orang sini juga pada saat itu mungkin turun temurun ceritanya ya dari orang-orang tua kami pada saat itu. Untuk proses pemindahannya kami pindahkan ke makam umum,” tutur Wardana.
(isa/isa)