Jakarta –
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendukung langkah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang membuka seterang-terangnya kasus kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UI, M Hasya Attalah. Sahroni menilai langkah Irjen Fadil sudah tepat.
“Langkah tepat saya rasa sudah dilakukan oleh Kapolda Metro, dengan membuka kasus ini secara transparan. Mengundang semua pihak dalam gelar rekonstruksi, sampai memediasi kedua belah pihak,” kata Sahroni kepada wartawan, Jumat (3/1/2023).
Sahroni menyebut kasus kecelakaan yang melibatkan AKBP (Purn) Eko Setio BW itu penuh salah paham. Sehingga, kata dia, penyelesaiannya kasusnya pun menjadi berlarut-larut.
“Saya melihat berlarutnya kasus ini karena faktor emosi dan penuh salah paham. Sehingga langkah Polda memediasi pihak-pihak yang terlibat sangat tepat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sahroni menilai langkah terbaik menyelesaikan kasus ini yakni dengan restorative justice. Menurutnya, Polda Metro perlu mengakomodir keinginan kedua belah pihak, terutama keluarga Hasya.
“Dan memang di kasus ini penyelesaian terbaik adalah dengan restorative justice atau jalan perdamaian. Dan saya sangat berharap polda bisa mengakomodir keinginan kedua belah pihak, terutama dari sisi keluarga almarhum. Baik dari sisi materil dan imateril,” imbuhnya.
Seperti diketahui, kuasa hukum AKBP (Purn) Eko Setio BW, Kitson Sianturi menyebut kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UI, M Hasya Attalah, merupakan musibah yang tidak bisa dihindari. Pihak Eko pun tak menginginkan ini terjadi dan meminta kasus tersebut diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
“Nggak ada (ancaman yang dilakukan Eko). Ini kan Musibah yang tidak bisa kita hindari, jadi buat apa kita melakukan ancaman. Justru kita mau dengan cara kekeluargaan agar hal ini bisa terselesaikan,” kata Kitson, Jumat (3/2).
Kitson meminta masyarakat tidak beropini bahwa penyidik dalam hal ini berpihak kepada Eko yang merupakan seorang pensiunan polisi. Dengan hadirnya langsung Eko pada gelaran rekonstruksi Kamis (2/2) kemarin, menurutnya, adalah bukti Eko kooperatif dan menginginkan kasus tersebut diungkap secara transparan.
“Buktinya pengendara roda empat ini hadir, harusnya keluarga (Hasya) juga hadir. Yang dia inginkan kan hal itu transparan terbuka. Makanya instruksi Kapolda dilakukan rekonstruksi ulang,” jelasnya.
(fas/aud)