Jakarta –
Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang warga beradu argumen dengan pelanggan bakmi yang parkir di depan rumahnya di kawasan Kramat Kwitang, Jakarta Pusat (Jakpus). Atas kejadian itu, warga berharap agar kedai bakmi tersebut memiliki lahan parkir sendiri agar tak mengganggu pemilik rumah yang lahannya dijadikan tempat parkir.
“Ya seharusnya punya lahan parkir sendiri paling tidak, kalau sudah ramai kayak gini kan repot juga. Pengunjung banyak yang datang bawa motor atau mobil tapi bingung mau di parkir di mana,” kata warga berinisial A kepada detikcom, Sabtu (4/2/2023).
Sebelumnya, warga bernama Lala sudah lelah untuk ribut karena depan rumahnya kerap menjadi tempat parkir mobil yang hendak berkunjung ke salah satu kedai bakmi. Curahan hati (curhat) Lala viral di media sosial (medsos).
Dia mengatakan kedai tersebut buka setiap Selasa-Minggu dari pagi sampai sore. Dia mengatakan banyak mobil parkir di depan rumahnya karena di kedai bakmi tersebut hanya bisa dipakai parkir sepeda motor.
“Dia tidak punya lahan parkir, jadi mereka itu yang parkir-parkir ini, baik motor maupun mobil mereka parkirnya di seluruh area tempat saya tinggal,” ucapnya.
Lala kemudian menjelaskan rumah di kompleksnya saling berdempetan satu sama lain. Jadi dirinya kerap kesulitan mengeluarkan kendaraan pribadi karena ada mobil-mobil pelanggan bakmi parkir di depan pagar rumahnya.
“Jadi kalau posisinya parkir depan situ, saya nggak bisa keluar belok kiri. Nah after time, orang itu suka parkir sebelah kanan sehingga saya juga tetap nggak bisa ngeluarin mobil, baik di depan di rumah saya ataupun di seberangnya sama-sama nggak bisa parkir buat mobil,” ujarnya.
Lala mengatakan tetangga sekitar rumahnya juga mengeluhkan hal serupa. Tak jarang pula Lala menegur pelanggan bakmi viral untuk memindahkan kendaraannya ke lokasi lain. Namun teguran itu malah berakhir dengan perdebatan antara Lala dan pemilik mobil yang menjadi pelanggan bakmi.
“Jadi biasanya kalau saya tegur, saya kan suka bilang bu mohon jangan parkir di depan rumah. Mereka beberapa ada yang oke nggak parkir situ, ada juga beberapa yang marah-marah kalau saya nggak bolehin parkir situ,” jelasnya.
Selain itu, Lala juga mengeluhkan keberadaan jukir-jukir di sekitar kedai bakmi itu. Sebab, jukir-jukir itu kerap mengarahkan pengunjung memarkirkan kendaraan di area rumah penduduk.
“Sebenarnya yang jadi masalah adalah tukang parkirnya. Jadi mereka memungut parkir, seolah-olah punya kuasa terhadap tempat tersebut. Padahal itu kan rumah kami, pagar saya (tapi) saya nggak bisa keluar. Mereka sering juga kalau kita ngomong baik-baik marah, kita teriakin juga marah,” ujarnya.
“Tukang parkirnya gonta-ganti. Saya catetin ada sekitar delapan orang yang suka jaga situ,” sambungnya.
(fas/fas)