Jakarta –
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri berdebat sengit dengan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhan terkait Harun Masiku. Diketahui, Harun Masiku saat ini masih menjadi buronan KPK.
Perdebatan itu terjadi dalam diskusi Total Politik dengan tema ‘Persepsi Korupsi Melorot, Kinerja Pemberantasan Korupsi Disorot’ yang digelar di Warung WOW KWB, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (12/2/2023). Ali awalnya mengatakan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) turun bukan hanya tanggung jawab KPK.
“Ya kita tahu ya kata kuncinya korupsi, Indeks Persepsi Korupsi, dan kebetulan juga KPK juga huruf terkahirnya K, Komisi Pemberantasan Korupsi, jadi ya wajar aja kalau semua orang akhirnya memandangnya matanya ke KPK semua,” kata Ali yang hadir melalui sambungan telepon.
“Bahkan yang lucu, yang lucu dikaitkan dengan UU KPK, dengan pimpinan KPK yang katanya ugal-ugalan, ini kan lucu. Artinya belum paham gitu ya, apa sih IPK itu? Jangan kemudian dikaitkan langsung bahwa hal-hal teknis semacam itu yang mempengaruhi persepsi naik turunnya IPK. Naik turunnya IPK kan hal biasa,” sambung Ali.
Kemudian, Ali menyinggung kinerja KPK dalam kasus pencarian Harun Masiku. Dia lalu mencontohkan kasus Izil Azhar, yang dinilai serupa, di mana banyak yang menyebutkan tidak akan berani untuk menangkap Izil Azhar.
“Untuk Harun Masiku ‘lama gitu’, IA (Izil Azhar) itu 4 tahun itu, dulu juga lama, sama ngomongnya, ah ‘katanya nggak berani nggak bisa, begitu ketangkap kita objektif gitu kan, sama, artinya kita coba untuk membuka dirilah, bahwa narasi-narasi yang dibangun itu kemudian untuk kepentingan itu hal biasa, ya di KPK itu hal biasa,” ujar Ali.
Mendengar hal itu, Kurnia langsung meresponnya dengan melontarkan kritikan. Menurut Kurnia, bukan masyarakat yang lucu, melainkan KPK.
“Sebenarnya bukan masyarakat yang lucu tapi KPK yang lucu, saya juga kaget Mas Ali menyampaikan negara ini sepertinya heboh menanggapi IPK ini. Saya juga nggak tahu ya kondisi di internal KPK gimana merespons IPK,” kata Kurnia menanggapi Ali.
Menurut dia, alasan ICW mempertanyakan kasus Harun Masiku lantaran adanya banyak kejanggalan. Diketahui, kejanggalan itu seperti adanya upaya pengembalian penyidik Rossa Purbo Bekti ke Polri dan ketidakjelasan tindakan penggeledahan KPK di kantor PDIP.
“Beberapa buronan misalnya tadi Mas Ali menyampaikan IA itu sudah 4 tahun kemudian diringkus oleh KPK, Izil Azhar. Ada HM kenapa 2 tahun itu terlalu dihebohkan? Bahkan, Mas Ali pernah menyampaikan, kenapa ICW hanya menghebohkan HM padahal buronan lain banyak? Kenapa kami fokus di isu itu? Karena banyak kejanggalan saat proses penanganan perkaranya,” ungkapnya.
“Kalau tidak ada kejanggalan tentu bisa jadi pelaku itu melarikan diri, mempunyai sumber daya yang besar sehingga tak bisa dideteksi oleh penegak hukum. Dalam isu ini ada banyak penyidik dikembalikan, penggeledahan KPK gagal, dan lain sebagainya,” imbuh Kurnia.
(amw/fas)