Jakarta –
Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan program penguatan rasa nasionalisme kepada eks narapidana terorisme (napiter). BNPT menegaskan bahwa Pancasila bukanlah agama tapi ideologi.
“Pancasila bukanlah Agama dan Pancasila tidak untuk menggantikan Agama. Tetapi Pancasila adalah dasar, Pancasila adalah ideologi yang mempersatukan bangsa yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa dan budaya,” ungkap Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid saat silaturahmi bersama mitra deradikalisasi di Jambi, seperti dalam keterangan yang diterima detikcom, Kamis (2/3/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh 16 mitra deradikalisasi beserta keluarga yang berasal dari Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Juga Kabinda Provinsi Jambi, Wakil Direktur Intelkam Polda Jambi, jajaran dari Korem 042/Garuda Putih, BAIS Jambi, Bakesbangpol Provinsi Jambi, Polresta Jambi, dan Kodim 0415/Jambi.
Nurwakhid mengajak para mitra deradikalisasi agar benar-benar memahami konteks hukum Allah yang dulu dijadikan pegangan saat terlibat kasus terorisme. Ia menjelaskan bahwa hukum Allah adalah hukum untuk kemaslahatan dan hukum yang melarang kemudaratan.
“Ketika teman-teman dulu menganggap negara ini sebagai negara kufar atau kafir karena belum berhukum Allah, pertanyaan saya, larangan Allah mana yang tidak dilarang di Indonesia? Perintah Allah yang mana yang tidak dibolehkan negara Indonesia?” tanya Nurwakhid.
Nurwakhid menegaskan bahwa suatu negara harus sesuai syariat Allah dan Indonesia sudah menerapkan syariat tersebut. Contohnya, kata dia, seperti istilah dalam Bahasa Jawa, molimo atau 5 M yaitu main, mendem, madon, madat, dan maling. Semua 5M itu dilarang tegas di Indonesia.
“5 M itu dilarang di Indonesia karena agama melarang, berzinah dilarang karena agama juga melarang, mencuri, korupsi dilarang karena agama melarang, narkoba dilarang. Semua yang dilarang Allah dilarang di negara ini,” katanya.
Artinya, kata Nurwakhid, bahwa bangsa Indonesia sejatinya sudah sesuai dengan syariat Alllah. Dia mengatakan jika masih ada yang melanggar atau salah tentu sama-sama harus diperbaiki. Akan tetap, tambahnya, dengan cara yang benar dengan amar ma’ruf nahi munkar
Selain itu, Direktur Deradikalisasi BNPT juga memberikan pesan kepada para mitra deradikalisasi untuk meningkatkan toleransi di tengah keberagaman yang ada di Indonesia, khususnya di Jambi.
“Perbedaan adalah sunatullah dan berdasarkan kehendak Allah. Maka kita harus menghormati perbedaan. Karena intoleransi sejatinya menuju kesombongan yang bisa membawa kita ke kekafiran,” kata Nurwakhid.
Sementara itu, Kabinda Jambi Brigjen Pol Drs Irawan David Syah berharap kegiatan ini dapat membawa manfaat dan meningkatkan rasa cinta tanah air.
“Hari ini kita betul-betul mendapatkan pelajaran luar biasa dari Direktur Deradikalisasi yang memberi pengkayaan ilmu. Saya berharap lewat pertemuan ini, menjadi renungan yang berharga buat kita, supaya kita berkomitmen untuk benar-benar mencintai negara kita, NKRI,” ucap Irawan.
(lir/lir)