Jakarta –
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto mengatakan buta aksara Al-Qur’an di Indonesia menjadi persoalan yang mengkhawatirkan karena mencapai 72%. Yandri mengajak semua umat Muslim untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kami bersama teman-teman terutama ketua umum lembaga pembinaan literasi Al-Qur’an kita sadar 72% itu angka yang mengkhawatirkan. Bayangkan Indonesia yang mayoritas muslim ternyata ada persoalan serius maka dengan dilantiknya pengurus ini kita berharap semua stakeholder termasuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama atau pemerintah daerah itu menyambutnya dengan baik,” kata Yandri kepada wartawan, dalam acara pengukuhan dewan pengurus pusat lembaga pembinaan literasi Quran di Gedung MPR/DPR, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2023).
Yandri menyampaikan pihaknya mengambil langkah untuk melatih para trainer atau mualim agar masyarakat bisa cepat membaca Al-Qur’an. Pihaknya akan mencetak buku panduan yang mudah dipahami dan tersebar cepat ke seluruh Indonesia.
“Gerakannya salah satunya kita latih para trainer atau mualim dengan metode khusus sehingga ada metode sekarang orang bisa cepat bisa membaca Al Quran. Dan kita akan cetak buku panduan yaitu yang gampang dipahami dan itu bisa secara cepat tersebar ke seluruh Indonesia sehingga gerakan ini benar-benar terasa sampai ke akar rumput,” jelas Yandri.
Yandri mengungkapkan akan berdialog dengan Badan Amil Zakat (Baznas) untuk membantu para guru ngaji mendapatkan gaji. Karena, menurutnya, guru ngaji termasuk Asnaf yakni orang-orang yang berhak menerima zakat.
“Ya ini mau saya dialog kan dengan baznas karena kan salah satu golongan yang menerima zakat itu kan orang yang berjuang di jalan Allah salah satunya guru ngaji ‘Fi sabilillah’ itu masuk asnaf. Maka saya akan dan ketua umum Sekjen dari lembaga pembina literasi Al-Qur’an ini ingin memastikan dialog itu berkemajuan untuk biar guru-guru ngaji ini memang yang sebagian besar lillahi ta’ala tidak banyak terlalu berharap imbalan materi tapi tidak bisa kita diamkan,” ujar Yandri.
Yandri ingin guru ngaji dapat berkonsentrasi mengajar. Sebab itu, negara hadir melalui Baznas untuk memberi anggaran kepada guru ngaji.
“Karena kita ingin mereka itu konsen mengajar dengan kualitas terbaiknya waktu terbaiknya dari sisi persoalan dana dan kebutuhan sehari-hari sejatinya negara hadir termasuk Baznas. Maka mudah-mudahan dengan asnaf itu masuk ke guru ngaji ya bisa dianggarkan untuk guru ngaji dari Baznas,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Zulhas mengapresiasi hal yang dilakukan Wakil Ketua MPR Yandri Susanto dkk dan Ketua LPQQ Fathul Fathul Bahri dengan gerakan untuk memberantas buta huruf baca Al-Qur’an pada 72 persen muslim Indonesia.
“Ya ini penting sekali yang dilakukan Wakil Ketua MPR Yandri Susanto bersama kawan-kawan tadi Fathul Bahri gerakan untuk mengentaskan buta huruf baca Al-Qur’an itu jumlahnya 72% gitu jadi kalau Islam tapi tidak baca Al-Qur’an terus gimana?” jelas Zulhas.
“Jadi ini ada gerakan satu pengurus dibentuk untuk mempercepat mengurangi buta huruf baca Al-Qur’an itu jadi saya menyambut sangat positif dan mendukung penuh gerakan kawan-kawan ini itu yang pertama,” lanjutnya.
(dwia/knv)