Jakarta –
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menargetkan cakupan pelayanan air perpipaan mencapai 100 persen pada 2030. Arief meyakini target tersebut mampu menangani penurunan muka tanah atau land subsidence.
“Land subsidence pasti isu kritisnya baliknya ke PAM, kenapa pipanya belum sampai-sampai. Makanya dari 2023 sampai 2030 kita mempercepat kerja kita untuk kemudian menjadi mewujudkan 100 persen layanan,” kata Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Arief berbicara mengenai kondisi penurunan muka tanah akibat eksploitasi air. Setiap tahunnya, permukaan tanah di pesisir Utara Jakarta turun mencapai 8-12 cm. Bahkan, lanjut dia, penurunan muka tanah baru bisa berhenti 20 tahun kemudian usai eksploitasi air tanah dihentikan.
Karena itulah, peningkatan cakupan layanan yang menjangkau seluruh wilayah DKI Jakarta diperlukan demi menghentikan kegiatan eksploitasi air tanah.
“Jadi 20 tahun kemudian itu maksudnya gini, kalau sekarang sudah turun, ketika kemudian masyarakat tidak lagi melakukan eksploitasi air tanah, itu baru keliatan nya itu tidak bergerak permukaan turun lagi itu setelah 20 tahun,” ucapnya.
Adapun peningkatan cakupan pelayanan dilakukan dengan cara membangun pipa beserta jaringan nya secara bersamaan. Di tahun 2023 mendatang, PAM Jaya menargetkan cakupan layanan 100% dengan panjang pipa 16.227 kilometer. Dengan begitu, PAM Jaya dapat melayani 2.006.167 pelanggan serta menambah kapasitas produksi hingga 10.900 Lpd.
“Kalau PAM Jaya mencapai 100 persen di 2030, yang tadi saya sampaikan 1,1 juta berarti kalau dibagi 6-7 tahun itu angkanya 180 ribu sambungan,” terangnya.
“Seperti sekarang ini ketika kemudian pipanya berhasil jaringannya tidak berhasil, jaringannya belum terbangun ya pasti tidak akan ada dampak airnya ke masyarakat,” imbuhnya.
(taa/isa)