Jakarta –
Massa mahasiswa demonstrasi menolak Perppu Cipta Kerja (Ciptaker) di depan gedung DPR RI, Jakarta membubarkan diri. Lalu lintas Jalan Gatot Subroto pun macet.
Pantauan detikcom, Senin (20/3/2023) pukul 18.43 WIB terlihat massa mahasiswa membubarkan diri dari lokasi. Akibatnya, lalu lintas di Jalan Gatot Subroto arah Slipi sempat tersendat.
Selain itu, terlihat juga sampah berserakan di lokasi setelah massa bubar. Tampak pasukan oranye pun berjibaku menyingkirkan sampah tersebut.
Salah satu perwakilan mahasiswa dari UPN Veteran Jakarta, Fadli menuturkan pihaknya akan membubarkan diri hari ini. Namun, dia menyebut akan membawa massa lebih besar jika DPR RI tetap mengesahkan Perppu Ciptaker besok.
“Hari ini kita mahasiswa dari berbagai daerah berhasil melakukan aksi dengan massa cukup besar dan memberikan tekanan cukup baik tetapi, besok adalah pengesahan dari Perppu Cipta Kerja itu sendiri,” kata Fadli.
“Apabila besok disahkan. Kami menyepakati akan mengadakan konsolidasi lagi dan membangun simpul-simpul kita di daerah. Memanggil simpul di daerah untuk konsolidasi dan menggelar aksi yang lebih besar daripada ini,” lanjutnya.
Menurutnya, mahasiswa akan menggelar aksi lebih besar dengan mengundang mahasiswa di seluruh Indonesia.
“Ditunggu beritanya dan kami mengundang seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia untuk datang ke konsolidasi kita. Kalau memang ternyata disahkan kita akan membangun konsolidasi yang lebih besar,” ucapnya.
Sebelumnya, Sekelompok mahasiswa yang menggelar demonstrasi menolak Perppu Cipta Kerja (Ciptaker) di depan gedung DPR RI, Jakarta, menutup akses jalan. Akibatnya, arus lalu lintas Jl Gatot Subroto menuju Slipi stuck alias tak bergerak sama sekali.
Pantauan detikcom, Senin (20/3) pukul 17.23 WIB, terlihat kendaraan di lalu lintas Jalan Gatot Subroto arah Slipi terjebak macet. Terdengar kendaraan membunyikan klaksonnya.
Beberapa motor terlihat berusaha melewati jalan tersebut. Mahasiswa membuat barisan untuk saling menjaga. Massa juga sempat cekcok dengan ojek online karena lalu lintas yang terhalang.
“Tutup jalan kawan-kawan kita akan memberikan ultimatum,” kata salah seorang orator.
(maa/maa)