Jakarta –
TNI Angkatan Darat (AD) lewat program Manunggal Air gencar menghadirkan air bersih di wilayah Indonesia yang mengalami kesulitan air bersih. Program ini pertama kali dicetuskan oleh Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Maruli mengisahkan, awal mula dia terpikirkan program air bersih ketika dirinya bertugas di berbagai wilayah di Indonesia. Menurut pengamatannya, salah satu penyebab kemiskinan dan stunting di Indonesia juga dipicu karena kurangnya air bersih.
“Selama perjalanan di tentara kita banyak ke daerah, jadi kita lihat banyak punya masalah, miskin, stunting, juga lahan nggak bisa dikelola dengan baik, saya melihat persoalannya itu dari air, kita coba lah cari solusi tentang air, saya pikir identik lah miskin, stunting, air, itu berbanding lurus udah,” ujar Maruli kepada wartawan, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Maruli, jika masalah air bersih bisa teratasi, maka akan berdampak positif untuk masyarakat.
“Makanya kalau saya pikir kalau udah ada air, berpengaruh baik bagi mereka, baik untuk kesehatan, sanitasi, bisa buka ladang, nggak miskin lagi, bisa atasi stunting,” imbuhnya.
Maruli mengatakan awalnya dia mulai membantu membangun saluran air bersih itu di Kupang, NTT. Ternyata, masyarakat antusias menyambut air bersih itu.
“Yang pasti yang kita mulai daerah Kupang, NTT, saya lihat masyarakat anak kecil udah kelihatan kurang gizi, saya pikir satu langkah lagi itu udah stunting lah. Dan saya lihat apa sih sebenarnya yang bisa mungkin atasi persoalan, akhirnya saya coba cari ketemulah pompa hidrolik ram, saya tanya kenapa nggak sosialisasi, nggak temukan jawabannya, saya coba kerjakan ternyata bagus buat masyarakat, ya saya lanjutkan. Itu di daerah Timur Tengah Selatan, di daerah Kupang paling banyak,” ucap Maruli.
Pertama yang dibangun saat itu menggunakan saluran pipa HDPE, masing-masing sepanjang 500 meter ke arah asrama prajurit dan ke permukiman warga. Kini pembangunan air bersih itu sudah dijadikan program di TNI AD, saat ini TNI AD sudah membangun 900 titik air bersih di Indonesia.
“Jadi dulu saya pikir cuma NTT, ternyata NTB banyak perlu, sampai Bali juga banyak kesulitan, daerah Karangasem banyak kurang air, saya kan juga dari Jabar tahu juga lah daerah sekitar Sukabumi juga kesulitan air, jadi saya menghadap ke KSAD saya bilang ‘pak ini jadi program Angkatan Darat saja’, beliau setuju sekarang udah jadi program TNI AD Manunggal Air,” katanya.
“Sekarang Angkatan Darat mungkin sudah buat 900 titik (air bersih) lebih lah di Indonesia, termasuk di Intan Jaya, sampai pelosok pulau Nias dan lain-lain,” sambungnya.
Maruli mengatakan saat ini warga di beberapa daerah yang sudah dibangun titik air bersih tidak perlu menadah air hujan untuk mendapat air bersih. Dengan adanya akses air bersih yang sudah dibangun warga mendapat banyak manfaat.
“Efeknya dari air menurut saya banyak sekali manfaatnya, ya saya beruntung sekali bapak KSAD mensupport kegiatan ini sehingga bisa kita kerjakan di seluruh Indonesia, sekarang kita sudah ditahap satu daerah perbanyak hidrolik ram dan penyaluran air, sehingga masyarakat nggak perlu tadah hujan, karena kalau saya perhatikan mungkin lebih dari 50 persen daerah pertanian masih tadah hujan, sekarang udah ada program pemerintah bikin waduk atau apa mungkin sekian persen teratasi masalahnya, sekian persen masih kita yang harus bantu,” jelas Maruli.
Maruli mengaku bersyukur seluruh masyarakat Indonesia di beberapa daerah memudahkan akses anggota Babinsa TNI yang ingin membangun akses saluran air. Jenderal yang dijuluki ‘bapak air’ ini mengatakan, ada banyak pihak yang membantu terwujudnya program ini.
“Ya kita bersyukur TNI AD punya power dari segi positif, bisa komunikasi dengan banyak orang, institusi segala macam, itu yang buat semua jadi low cost, seperti kita ngrim ke Timika, nyari kapal ke Timika numpang satu container, itulah Indonesia, kalau kita biayain semua sampai sana, nggak mungkin. Kadang-kadang ada yang naik numpang 1 biji dan 2 biji itu, karena sekian ratus ini kita dari donatur dari yayasan, mudah-mudahan ini semakin besar, kemarin saya setahun 250-an di Udayana sekarang bisa 300-an, saya yakin tahun depan bisa semakin banyak apalagi sudah jadi program di TNI AD,” pungkas Maruli.
(zap/hri)