Jakarta –
Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI AD gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam operasi pencarian pilot Susi Air Capt Philip Mark Merhens di Nduga, Papua. Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan upaya pembebasan masih terus dilakukan dengan memprioritaskan keselamatan Philip Mark.
“Masalah penyanderaan pilot dari New Zealand kita terus melakukan upaya dengan prioritas utama keselamatan sandera,” kata Mahfud kepada wartawan, Senin (17/4/2023).
Mahfud tidak menjelaskan secara detail bagaimana kondisi dan situasi terkini di Papua pasca gugurnya prajurit TNI tersebut. Dia menuturkan pemerintah terus berkoordinasi terkait penanganan kekerasan yang dilakukan KKB di Papua.
“Masalah kebijakan penanganan kekerasan di Papua kita terus berkoordinasi.Masalah situasi, kejadian, dan fakta lapangan informasinya di Puspen TNI dan Mabes Polri saja. Biar tidak simpang siur,” ujarnya.
Detik-detik Pratu Arifin Gugur
Sebelumnya, Pratu Arifin jatuh ke jurang sedalam 15 meter setelah tertembak. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan peristiwa penembakan terjadi pada Sabtu (15/4/2023), sekitar pukul 16.30 WIT.
Saat itu Pratu Arifin bersama Satgas lainnya tengah menyisir mendekati lokasi penyanderaan pilot Susi Air.
“Dari Satgas uji mencoba untuk menyisir mendekati posisi dari para penyandera,” kata Julius di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4).
Setelahnya, KKB kemudian melakukan penyerangan terhadap mereka. Akibatnya, Pratu Arifin gugur tertembak hingga terjatuh ke jurang sedalam 15 meter.
“Kemudian ada serangan dari mereka. Satu terjatuh di kedalaman 15 meter,” ujarnya.
Melihat hal tersebut, prajurit yang lain pun berupaya untuk mengevakuasi Pratu Arifin. Namun para prajurit kembali dihujani tembakan. Julius menyebutkan hingga kini pihaknya masih mendalami kondisi terkini prajurit yang ada.
“Dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang. Kondisi lainnya masih dalam tahap pendalaman,” jelasnya.
(dek/eva)