Jakarta –
Pemudik mulai memadati jalur Pantura, Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Kepadatan didominasi pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Kepadatan kendaraan yang melintas di Jalan Raya Pantura, Tambun, Bekasi terjadi Selasa (18/4/2023) malam. Para pemudik memanfaatkan waktu mudik lebih awal.
Terlihat pemudik motor dilengkapi dengan aneka bawaan menghiasi jalanan. Kendaraan roda dua mendominasi jalur tersebut.
Para pengendara ini juga dilengkapi dengan tulisan-tulisan yang menarik perhatian pada belakang motornya. Tulisan itu terlihat di tempel di barang bawaan mereka.
“Due duit ora due duit sing penting mudik,” tulis keterangan salah satu barang bawaan pemudik yang diikat di jok belakang motor.
Kawasan Kalimalang menjadi jalur alternatif bagi pemudik berkendara roda dua. Pemudik motor memilih berangkat di malam hari untuk menghindari kemacetan.
Salah seorang pemudik roda dua, Latif (27), memilih berkendara dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan menuju kampung halamannya di Purbalingga, Jawa Tengah. Latif memilih berkendara di malam hari untuk menghindari kemacetan.
“Iya berkendara solo (sendiri) dari Pasar Minggu ke Purbalingga. Kalau besok kebanyakan udah pada libur jadi kita menghindari kemacetan,” kata Latif kepada detikcom.
Latif memilih berkendara solo lantaran lebih bebas jika ingin beristirahat saat berkendara. Menurut Latif, jam rawan macet arus mudik tidak bisa ditebak. Namun, menurutnya, besok adalah puncak kemacetan arus mudik.
“Nah itu kalau sendiri kan kita bebas misal kita ngantuk bisa istirahat dulu seenak kita. Kalau misal udah fresh baru kita jalan lagi. Kalau misalnya jam rawan macet nggak bisa ditebak ya jadi pasti di titik manapun pasti macet. Kalau besok kan kayaknya puncak kemacetan,” ungkapnya.
Pengendara lainnya, Fahrizal (23) dan Raihan (22), memilih mudik berboncengan. Fahrizal memilih mudik malam ini karena sudah mulai libur dan lebih cepat sampai ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah dari Cengkareng.
“Mau mudik ke Pemalang. Karena liburnya mulai hari ini, jadi sayang kalau besok-besok. Sama temen saya, sama-sama orang Pemalang memang kerja di Jakarta,” kata Fahrizal.
Fahrizal mengatakan memilih mudik berbocengan agar bisa bergantian berkendara bila lelah dalam perjalanan. Hal itu, kata Fahrizal, juga karena tiket bus mahal dan tidak kebagian.
“Gantian kalau memang sudah sama-sama capek ya istirahat. Karena kalau bus satunya mahal dan nggak kebagian tiket,” ungkapnya.
Berbagi Cerita Bersama detikcom Yuk!
detikcom mengundang para pembaca untuk berbagi cerita dan pengalaman selama menjalani mudik pada Lebaran Idulfitri 2023 ini.
Cerita dan foto dapat dikirimkan ke email redaksi detikcom di alamat redaksi@detik.com. Jangan lupa sertakan nomor telepon yang dapat dihubungi ya.
Salam sehat, semoga lancar sampai tujuan.
(dek/dhn)