Jakarta –
Beredar viral komentar salah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin terkait Muhammadiyah dalam hal penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Andi diketahui mengancam salah satu warga Muhammadiyah.
Perihal itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod. Setidaknya ada 4 tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:
Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman.
Di salah satu tangkapan layar tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.
Kemudian Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas. AP Hasanuddin melontarkan ancaman.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu.` -satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” kata Andi.
detikcom telah menghubungi Thomas perihal itu. Thomas mengatakan bila komentar-komentar itu ada di akun Facebook (FB) miliknya.
“Komentar-komentar itu ada di FB saya. Saya memuat terakhir itu soal dalil surat An Nisa ayat 59, ‘Taatlah kepada Allah, rasul, dan Ulil Amri’, Ulil Amri itu mestinya pemerintah. Nah di situ banyak sekali komentar. Satu lagi terkait dengan Fatwa MUI No. 2/2004 soal wajibnya umat Islam Indonesia mengikuti keputusan pemerintah. Di situ juga banyak komentar,” ucap Thomas kepada detikcom, Senin (24/4/2023).
Namun Thomas mengaku tidak tahu saling berbalas komentar antara Ahmad dengan Andi. Entah sudah dihapus atau bagaimana, Thomas tidak tahu.
“Saya tidak tahu itu yang dikomentari Andi itu, itu kan Andi dengan Ahmad Fauzan ya. Saya cari lagi di kolom komentar, saya sudah tidak menemukan, mungkin sudah dihapus. Entah memperdebatkan apa, ya tapi terkait soal perbedaan itu sih. Saya tanya lagi ke Andi, itu komentar aslanya apa sih. Dia juga sudah lupa, dan ketika dicari lagi sudah tidak ada. Siapa yang menghapus juga belum tahu,” ucap Thomas.
Meski demikian, Thomas mengaku sudah menegur Andi. Menurut Thomas, Andi juga sudah menulis permintaan maaf.
“Tentu saya tegur, itu berlebihan. Terus dia menyatakan dia menyesal dan dia menulis surat permintaan maaf,” kata Thomas.
(dhn/dhn)