Jakarta –
Semburan api muncul dari dalam sumur di rest area KM 86 Tol Cikopo Palimanan (Cipali). Anggota DPR RI dari PKS meminta agar ada pemetaan wilayah rawan gas alam dan pengendalian izin pengeboran air tanah.
“Badan Geologi perlu memeriksa dan memetakan wilayah ini, serta mengendalikan izin pembuatan sumur bor air tanah dalam, agar masyarakat aman,” ucap anggota Komisi VII DPR RI dari PKS, Mulyanto, saat dihubungi, Kamis (27/3/2023).
Wakil Ketua Fraksi PKS itu menyebut api di rest area itu bersumber dari gas alam. Menurut informasi yang dia dapat, kawasan rest area di Subang itu memang banyak sumber gas alam.
“Kemungkinannya adalah kebocoran pipa gas atau semburan gas alam. Menurut info Badan Geologi itu adalah semburan gas alam, karena daerah sekitar banyak sumber gas,” ucapnya.
Dia berhadap peristiwa itu tidak mengganggu arus balik Idul Fitri 144H. Petugas di lokasi pun harus pastikan semburan api terlokalisir.
“Kita minta aparat dapat melokalisasi semburan gas ini agar terkendali, agar tidak mengganggupara arus balik pengendara yang selesai mudik,” katanya.
Sebelumnya, semburan api bermula saat pihak pengelola Tol Cipali hendak meningkatkan kapasitas kebutuhan air bersih di Rest Area Km 86 B Tol Cipali sejak 10 April 2023. Pekerjaan dari penggalian sumur air bersih ini sudah terpasang sedalam 40 meter, untuk total kedalaman dari sumurnya tersebut diperkirakan sekitar 100 meter.
Penjelasan Badan Geologi
Dikutip dari Instagram Badan Geologi, Penyelidik Bumi dari PSG, Iwan Sukma mengatakan, fenomena tersebut merupakan fenomena geologi yang sudah umum terjadi. Sebab, wilayah Jawa Barat bagian utara merupakan wilayah produksi minyak yang cukup besar.
“Penyebab terjadinya kebocoran gas ini sendiri belum bisa dipastikan karena harus diselidiki lebih lanjut penyebab berkurangnya tekanan. Selain itu, untuk memastikan jenis gas yang menyembur di lokasi tersebut, apabila telah memungkinkan akan diambil sampel gasnya untuk mengetahui jenis gas tersebut apakah gas biogenic atau thermogenic,” terangnya seperti dikutip, Kamis (27/4/2023).
Sementara itu dari sisi air tanah dan geologi lingkungan, Wahyudin, Fungsional Penyelidik Bumi PATGTL mengungkapkan geologi tata lingkungan melihat dari sisi pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur bor.
“Air tanah di wilayah Jabar bagian utara banyak dijumpai industri yang memakai air tanah. Ke depan jadi masukan untuk Badan Geologi melokalisir wilayah yang kemungkinan ada semburan gas untuk memberi perizinan air tanah ke depannya. Sehingga lebih selektif dalam memberi izin untuk penggunaan air tanah,” tegas Wahyudin.
(aik/dnu)