Jakarta –
Polisi masih mendalami kasus penembakan di kantor MUI Pusat yang dilakukan oleh Mustopa NR. Polisi menggandeng ahli untuk mendalami pelbagai kemungkinan motif, mengingat pelaku telah meninggal dunia.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (2/5), mengatakan pihaknya menggandeng tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk mendalami profil pelaku secara lengkap.
“Karena pelaku sudah meninggal dunia yang kita lakukan adalah autopsi psikologi metodenya retrospektif kita cek ke belakang, nanti akan ada profiling secara lengkap oleh tim Apsifor sama tim Jatanras, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Hengki.
Hal ini juga mengingat adanya pengakuan Mustopa NR yang mengaku sebagai ‘Wakil Nabi’ dalam suratnya kepada MUI. Dengan menggandeng ahli sosiologi agama, polisi akan mendalami motif pelaku, termasuk kemungkinan sekte sesat.
“Setelah ini kan ada rilis lanjutan dengan stakeholders yang lain bersama ahli sosiologi agama untuk mengetahui apakah ini merupakan aliran yang menyimpang, kemudian apakah ini merupakan sekte dan lain sebagainya,” kata Hengki Haryadi.
“Biar nanti ini yang menjawab sosiologi agama, termasuk MUI Nantinya kita akan adakan rilis termasuk Densus, termasuk laporan forensik dan sebagainya,” sambungnya.
Bukan Jaringan Terorisme
Hengki menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Polri. Dari hasil koordinasi, pelaku tidak termasuk dalam jaringan terorisme.
“Kami sudah koordinasi dengan Detasemen Khusus 88, hasil penyelidikan Densus bahwa tersangka ini tidak termasuk jaringan teror,” imbuh Hengki.
Aksi Mustopa NR juga dinyatakan bukan wujud teror lone wolf.
“Bukan merupakan wujud dari teror lone wolf dan juga tidak terkooptasi dengan ideologi agama yang ekstrem,” katanya.
(mea/imk)