Jakarta –
Pasangan suami istri (pasutri) tewas setelah menjadi korban tabrak lari di Bekasi, Jawa Barat (Jabar) diduga oleh anggota TNI. Kini Anggota TNI itu sudah ditahan Denpom Kodam Jaya.
“Benar, saat ini masalah itu sudah ditangani oleh Denpom Jaya. Tersangka pelaku tabrak lari berinisial Prada MW tersebut sudah ditahan untuk proses hukum lebih lanjut,” kata Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (6/5/2023).
Hal senada disampaikan pihak Polres Metro Bekasi Kota. Sopir mobil yang terlibat kecelakaan maut itu ditangani Polisi Militer (POM) karena merupakan anggota TNI.
“Sudah-sudah (ditahan), sudah (Ditahan) di Denpom,” ujar Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing saat dihubungi terpisah.
Pasutri Tewas Jadi Korban Tabrak Lari
Diberitakan sebelumnya, sepasang suami istri menjadi korban tabrak lari di wilayah Pondok Melati, Kota Bekasi. Disebutkan keduanya tewas di lokasi.
Dari video yang viral beredar, dinarasikan kecelakaan melibatkan kendaraan motor yang dikendarai korban dan sebuah mobil. Dinarasikan keduanya melaju dari arah berlawanan dan bertabrakan dengan cara adu banteng di lokasi.
Dalam video juga diperlihatkan, salah satu korban terpental hingga masuk ke pekarangan perkantoran di sana. Sesaat setelah kejadian, mobil tersebut kabur dan meninggalkan korban tergeletak tak bernyawa.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Dwi Budi mengatakan peristiwa tabrakan terjadi pada Kamis (4/5) sekitar pukul 07.45 WIB. Pasutri yang menjadi korban itu bernama Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65).
“Korban dua orang diduga tabrak lari,” kata Dwi saat dihubungi, Kamis (4/5).
Disebutkan kaki korban S sampai terputus akibat kecelakaan. Keduanya sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari mengatakan Polisi Militer akan mendalami fakta-fakta terkait peristiwa kecelakaan maut tersebut.
“Jika sudah melapor ke Polisi Militer, pasti akan ditindaklanjuti dengan penyelidikan untuk mengetahui kejadian sebenarnya,” kata Brigjen Hamim Tohari kepada detikcom, Sabtu (6/5/2023).
(isa/jbr)