Salah satu peringatan yang jatuh pada tanggal 7 Mei adalah Hari Perjanjian Roem Royen. Peringatan nasional tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
Lalu, apa hasil perundingan Roem Royen? Bagaimana awal mula peringatan Hari Perjanjian Roem Royen setiap 7 Mei? Simak serba-serbinya di bawah ini.
Dilansir situs Kemdikbud, sejak dibacakannya naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, rakyat masih harus berusaha keras agar kemerdekaan tersebut diakui oleh negara asing dan lepas dari Belanda.
Para tokoh bangsa pun masih berjuang agar Belanda dapat membebaskan pengaruh kekuasaannya kepada Indonesia melalui jalur diplomasi. Adapun cara yang ditempuh tokoh bangsa adalah dengan melakukan perjanjian dengan pihak Belanda, salah satunya perjanjian Roem Royen.
Perjanjian Roem Royen dilaksanakan guna menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia secara diplomasi sebelum dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar pada tahun yang sama di Den Haag.
Hari Perjanjian Roem Royen jatuh pada 7 Mei. Peringatan tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. (Foto: Kemdikbud)
|
Isi Perjanjian Roem Royen
Nama perjanjian Roem Royen ini diambil dari dua nama tokoh yang menjadi pemimpin delegasi dua belah pihak, yaitu Indonesia dan Belanda. Saat itu, Indonesia diwakilkan oleh Mohamad Roem sebagai pimpinan delegasinya, sedangkan Belanda mengirimkan Herman van Roijen sebagai delegasi untuk perundingan tersebut.
Perundingan Roem Royen diselenggarakan di Hotel Des Indes Jakarta dan dipimpin oleh Merle Cochran. Perundingan dimulai pada 14 April 1949 dan berakhir pada 7 Mei 1949.
Isi Perjanjian Roem Royen adalah:
“Pemerintah RI termasuk para pemimpin yang ditawan akan dikembalikan ke Yogyakarta dan kedua pihak sepakat untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag”
Simak sejarah Perjanjian Roem Royen di halaman selanjutnya.