Jakarta –
Anak pertama pasangan suami istri lansia di Bekasi yang ditabrak oknum anggota TNI akan membawa pengacara saat dipanggil Denpom Cijantung, besok. Rendra Falentino mengatakan akan mengawal kasus yang menewaskan orang tuanya hingga tuntas.
“Besok saya dipanggil untuk memberikan keterangan, besok jam 09.00 WIB langsung ke Denpom Jaya II. Nah, kemungkinan juga akan didampingi Om kandung saya, adiknya bapak saya yang meninggal ini, kebetulan pengacara,” kata Rendra kepada detikcom, Minggu (7/5/2023).
Rendra menyebut akan menindaklanjuti kasus tersebut. Ia menilai ada tindak pidana yang perlu diusut di sana.
“Iya menindaklanjuti, kami akan mengawal prosesnya karena ini tindak pidana ya, maka kami akan terus mengawal prosesnya dan sekalian saya akan coba meminta CCTV,” tutur Rendra.
Rendra mengaku geram dengan sikap Prada MW yang meninggalkan korban di lokasi kejadian. Ia tak habis pikir mengapa seorang prajurit bisa bertindak demikian.
“Ini sudah menghilangkan nyawa dari kedua orang tua kami. Yang kami sesali sebagai prajurit itu kenapa terduga pelaku ini tidak turun dari kendaraan dan menolong korban, kenapa harus melarikan diri? itu kan tindakan pengecut gitu ya,” tutur Rendra.
Rendra menuding Prada MW tak menyerahkan diri ke Denpom, melainkan ditahan lantaran ditangkap. Ia meminta pertanggungjawaban atas peristiwa naas itu.
“Bahkan tidak menyerahkan diri juga, kabarnya kan ditangkap bukan menyerahkan diri. Tentunya sebagai rakyat umum merasa ini tindakan yang tidak ksatria dari seorang prajurit saya menyesalkan itu. Makanya, kami minta diusut tuntas dan diberikan hukuman yang seadil-adilnya,” ucapnya.
Rendra menyebut pada Kamis (4/5) pagi orang tuanya, Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65), berencana untuk mengunjungi salah satu anaknya yang baru melahirkan. Keduanya berniat membawakan peralatan bayi untuk sang cucu.
“Jadi pergi mau nengok cucu yang baru lahir. Setelah itu mau ke pasar, mau beri perlengkapan lahiran untuk adik saya karena sebagai kakek ini ingin beri perhatian untuk cucu yang baru lahir. (Saat perjalanan) ke pasar itulah lokasi (kecelakaan),” ujar Rendra.
Ia menilai mobil yang dikendarai anggota TNI melaju dengan kencang. Ia mengatakan orang tuanya yang sudah berumur 72 tahun kerap mengendarai motor dengan hati-hati.
“Nggak mungkin Bapak-Ibu (kenceng), karena mereka kan sudah berumur ya, bapak sudah 72, mama 66 (usianya). Saya juga kan beberapa kali pernah dibonceng sama Bapak jarak dekat, jadi memang Bapak kalau bawa motor normal saja kecepatannya, nggak mungkin ngebut,” tandasnya.
(dwr/knv)