Jakarta –
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar Dialog Pemikiran Moderasi Beragama bersama Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Amany Lubis di Sekretariat Pengurus Cabang Istumewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia. Dialog dilakukan sebab moderasi beragama dinilai sebagai bentuk keniscayaan.
“Moderasi Beragama merupakan keniscayaan dalam keindonesiaan kita. Sebab itu, KBRI Tunis mempunyai perhatian besar untuk mempersiapkan para mahasiswa Indonesia di Tunis agar nantinya menjadi ulama dan cendekiawan moderat,” ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, Kamis (11/5/2023).
“Kami memberikan pemberdayaan dalam berbagai kegiatan, baik pelatihan, pembelajaran, diskusi, pengajian dan lain-lain,” sambungnya.
Dalam acara, ini digelar atas kerjasama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Tunisia.
Sementara itu, profesor Amany Lubis menyampaikan perlunya meningkatkan dan menguatkan pemahaman moderasi beragama melalui ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Selain itu, Amany Lubis juga mengatakan moderasi beragama merupakan jiwa dari keindonesiaan modern.
“Moderasi beragama memerlukan keseriusan dan ketekunan. Sebab itu, para mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh dan menguasai berbagai bahasa dengan baik, sehingga mampu memahami khazanah Islam. Moderasi beragama merupakan jiwa dari keindonesiaan modern”, ujar Guru Besar yang pernah menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(dwia/dwia)