Jakarta –
Tim gabungan Bareskrim Polri bersama Ditjen Bea Cukai menggerebek pabrik pil ekstasi di perumahan elite Tangerang, Banten. Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengungkap awal dari penggerebekan pabrik ekstasi tersebut.
“Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mendapat informasi tentang akan adanya pengiriman mesin cetak tablet dari luar negeri dan bahan kimia jenis pentylon serta bahan prekursor lainnya yang akan digunakan untuk pembuatan pencetakan ekstasi di Indonesia,” kata Agus dalam jumpa pers di Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (2/6/2023).
Ketika mendapat informasi tersebut, Bareskrim tidak sendiri. Bareskrim bekerja sama dengan Bea Cukai, Polda Banten, dan Polda Jateng. Sebab diketahui mesin pencetak itu bertujuan ke Tangerang dan Semarang.
“Karena dicurigai dijadikan sebagai lokasi pendirian pabrik ekstasi,” ucapnya.
Kemudian pada Kamis (1/6) sore, tim gabungan menggerebek dua lokasi pabrik ekstasi. Satu berada di Perumahan Lavon Swan City Cluster Escanta 2, Kabupaten Tangerang, sementara satu lagi berada di Semarang, Jawa Tengah.
“Secara bersamaan berhasil mengungkap clandestine laboratory atau pabrik ekstasi di Kabupaten Tangerang, Banten dan Kota Semarang, Jawa Tengah,” ungkapnya.
Dalam penggerebekan itu, kepolisian berhasil menangkap total empat orang tersangka, yakni TH (39) dan N (28) di Kabupaten Tangerang, sementara MR (29) dan AR (29) ditangkap di Semarang.
Kasubdit I Dittipidnarkoba, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak menyatakan masing-masing tersangka memiliki peran yang berbeda. Ada yang menjadi peracik dan dan ada yang berperan sebagai pencetak pil.
“Masing-masing pekerja perannya adalah tersangka pertama itu yang melakukan adonan, dan pencampuran bahan baku dan bahan mentah tersebut. Dan satu tersangka lagi itu yang berperan untuk mencetaknya,” kata Calvijn.
Sementara lanjut dia, hingga kini, Polri kini masih mendalami jaringan terkait pabrik pembuatan barang haram tersebut. Lebih lanjut pihaknya menyatakan atas pengungkapan tersebut kepolisian dan Bea Cukai telah berhasil menyelamatkan 460.778 ribu jiwa.
(rfs/rfs)