Jakarta –
Pejalan kaki meminta agar trotoar depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) dibuka untuk masyarakat umum pejalan kaki. Ini reaksi pihak Kedubes AS.
“Kami memahami perhatian Anda terhadap akses trotoar dan keselamatan pejalan kaki, dan kami persilakan Anda untuk merujuk kepada pihak berwenang Indonesia terkait pertanyaan dibukanya kembali trotoar tersebut,” kata Juru Bicara Kedubes AS di Jakarta, Michael Quinlan, kepada detikcom, Jumat (2/6/2023).
Kantor Kedubes AS berada di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, satu deretan dengan Balai Kota DKI Jakarta dan bertetangga langsung dengan Istana Wakil Presiden RI. Namun, trotoar yang bisa diakses pedestrian berhenti sampai area depan Istana Wapres RI saja karena trotoar di depan Kedubes AS ditutup dengan barier beton (MCB) dan kawat berduri, sudah sejak lama.
Kondisi trotoar depan Kedubes AS, pedestrian harus berjalan di badan jalan aspal. 30 Mei 2023. (Tiara Aliya Azzahra/detikcom)
|
Pihak Kedubes AS menyerahkan keputusan soal pembukaan trotoar depan kantornya kepada pihak Indonesia. Sebelumnya, pihak yang paling berwenang mengenai infrastruktur pedestrian ini, Dinas Bina Marga DKI, menyatakan bakal berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi atas hak pejalan kaki di lokasi pusat Jakarta tersebut. Namun, Dinas Bina Marga sejauh ini tidak bicara mengenai pembukaan trotoar melainkan pembuatan jalur pengalihan bagi pejalan kaki.
“Memperhatikan pada area tersebut terdapat asset/obyek vital negara asing, kiranya hal ini perlu di bahas lebih lanjut dengan para pemangku kepentingan yang terkait di area tersebut seperti Pemprov DKI, Kemenlu dan Kedutaan Negara Asing yang bersangkutan untuk mendapatkan desain jalur pengalihan pejalan kaki yang memadai dan memenuhi harapan bagi semua pemangku kepentingan,” kata Wiwik.
Sebelumnya, Koalisi Pejalan Kaki menyuarakan pembukaan trotoar depan Kedubes Paman Sam di selatan Monas itu.
“Kami Koalisi Pejalan Kaki berharap ruang itu dibuka untuk pejalan kaki. Pejalan kaki jangan dibiarkan berjalan di jalan raya,” kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, kepada detikcom, Rabu (31/5).
Kondisi trotoar depan Kedubes AS, pedestrian harus berjalan di badan jalan aspal. 30 Mei 2023. (Tiara Aliya Azzahra/detikcom)
|
Salah satu pejalan kaki bernama Alfan Wicaksono (18) berjalan dari Perpusatakaan Nasional (Perpusnas) menuju Stasiun Gondangdia. Perjalanan yang ditempuh Alfan saat menyusuri Jl Medan Merdeka Selatan cenderung lancar sampai dirinya mendapati adanya trotoar yang tak bisa diakses.
“Itu kurang efektif dan berbahaya juga sih. Seharusnya diperbaiki biar bisa dilewati,” kata Alfan saat ditemui detikcom, Selasa (30/5).
Sementara pejalan kaki lainnya, Arif (54) memandang sebaiknya akses trotoar tetap bisa dilewati oleh pejalan kaki. Dia kemudian membandingkan trotoar di depan gedung perkantoran lainnya yang tetap dibuka dan bebas dilewati oleh pejalan kaki.
“Sebenarnya kalau ditutup kenapa sih? Orang di situ ada petugas keamanan juga. Kalau gitu kan (perkantoran sekitar seberang jalan) enak ada trotoar. Orang jalan malahan trotoar yang diutamakan. Apalagi ini pusat kota, orang kan pengin lihat jalan di sekitar situ,” ujar Arif.
(dnu/dnu)