Bogor –
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) mencatat sejumlah wilayah yang diprediksi akan mengalami krisis air di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Krisis air tersebut salah satunya dipengaruhi oleh fenomena el nino yang melanda Indonesia pada Juli hingga September.
Kabid Perlindungan dan Pelayanan Usaha Distanhobun Kabupaten Bogor, Judi Rahmat, mengatakan tahun ini diprediksi akan mengalami krisis air. Bahkan menurutnya, sudah sampai tahap krisis terhadap air.
“Karena akan ada el nino, ada musim panas yang tinggi peluang itunya tinggi. Sebenarnya hampir setiap daerah timur, barat, pun ada pada saat sumber airnya tidak baik maka akan mengalami kritis,” kata Judi kepada wartawan, dikutip Kamis (1/6/2023).
Sementara ini, daerah yang mengalami krisis air beberapa di antaranya berada di Kabupaten Bogor bagian timur yakni adalah wilayah Kecamatan Jonggol dan Tanjungsari.
“Jonggol, Tanjung Sari, karena mata airnya di situ kecil,” ujarnya.
Judi mengatakan untuk wilayah Kabupaten Bogor bagian barat, airnya relatif bagus. Terkhusus wilayah Kecamatan Tenjo, pemerintah telah memiliki sawah irigasi.
“Jadi itu sawah pada saat hujan itu bisa dimanfaatkan, tapi pada saat garung itu tidak bisa dipakai,” imbuhnya.
Judi menambahkan dampak el nino perlu diperhatikan untuk pertanian di wilayah Kabupaten Bogor. Mengacu pada data yang dimilikinya, Kabupaten Bogor memiliki masa panen 2 hingga 3 kali musim panen.
“Yang masih bagus itu kita pacu, minimal produksi satu tahun itu tidak terlalu berkurang. Kita sekali panen gabah kering itu sekitar 600 ribu ton, itu yang kita ingin pertahankan,” sebutnya.
Dia mengungkap pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat jangan menunda untuk menanam. Selagi hujan dan irisaginya saat ini masih cukup baik.
“Selesai panen cepat tanam, selesai panen cepat tanam. Nanti pada saat musim kemarau praktis tidak ada air tidak bisa nanam,” tuturnya.
(rdh/isa)