Jakarta –
Fenomena Topan Mawar menerjang Jepang. Peristiwa ini mengakibatkan hujan lebat di beberapa wilayah Jepang hingga menewaskan satu orang. Dua orang juga dilaporkan hilang akibat Topan Mawar di Jepang.
Lalu, apa itu Topan Mawar? Apa dampak dari fenomena alam tersebut? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Dilansir situs Layanan Satelit, Data, dan Informasi Lingkungan Nasional Amerika Serikat, Topan Mawar adalah salah satu siklon tropis terkuat di belahan bumi utara yang tercatat terjadi pada bulan Mei serta siklon tropis paling intens di seluruh dunia sepanjang tahun ini.
Topan Mawar merupakan badai kelima bumi tahun 2023 yang telah mencapai status badai Atlantik Kategori 5, setelah topan Kevin, Freddy, Ilsa, dan Mocha. Topan Mawar menjadi salah satu dari 10 badai terkuat yang terjadi secara global sejak tahun 2000.
Selain 2023, tahun lain yang juga mengalami banyak badai adalah tahun 2015. Ada enam badai yang terjadi di tahun 2015.
Jepang diterjang fenomena Topan Mawar. Akibatnya, terjadi hujan lebat di beberapa wilayah Jepang. (Foto: AP/Hiro Komae)
|
Kecepatan Topan Mawar
Mengutip dari situs NASA, Topan Mawar adalah topan yang kuat di barat laut Pasifik. Topan Mawar awalnya terbentuk di atas Samudra Pasifik barat pada awal Juni 2012. Pada 3 Juni 2012, Pusat Peringatan Topan Gabungan Angkatan Laut AS (JTWC) melaporkan bahwa Topan Mawar terletak kira-kira 435 mil laut (805 kilometer) selatan-barat daya Pangkalan Udara Kadena Okinawa.
Badai tersebut memiliki kecepatan angin maksimum 95 knot (175 kilometer per jam) dengan hembusan hingga 115 knot (215 kilometer per jam). Dalam waktu 12 jam, kecepatan angin diperkirakan meningkat menjadi 105 knot (195 kilometer per jam) dengan hembusan yang lebih tinggi.
Topan Mawar berpotensi menimbulkan hujan lebat. Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (PAGASA) memperingatkan bahwa badai mungkin menurunkan hujan sebanyak 15 hingga 25 milimeter (0,6 hingga 1,0 inci) setiap jam.
Penduduk dataran rendah dan pegunungan diperingatkan untuk waspada terhadap banjir bandang dan tanah longsor akibat Topan Mawar.
Badai (yang dikenal sebagai topan di Pasifik barat) adalah sistem dahsyat yang menarik panas dari permukaan air samudra dan memindahkannya ke udara melalui penguapan dan kemudian kondensasi. Proses tersebut tidak hanya menarik panas dari lautan karena begitu badai menjadi kuat, angin kencang mengaduk air laut.
Air dingin yang lebih dalam bercampur dengan air permukaan yang lebih hangat. Akibatnya, badai yang kuat seperti Topan Mawar dapat meninggalkan jejak air laut yang lebih dingin.
(kny/imk)