Jakarta –
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin sempat menyoroti usulan resolusi damai yang disampaikan Menhan Prabowo Subianto untuk mengakhiri perang Rusia dan Ukraina. TB Hasanuddin meminta penjelasan kepada Menlu, Retno Marsudi, apakah pernyataan itu juga bagian dari sikap pemerintah.
“Nah yang pertama, substansi usulan itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan etika menyelesaikan problem-problem pertempuran di lapangan itu tidak sesuai,” kata TB Hasanudin di rapat kerja bersama Menlu, Senin (5/6/2023).
“Kedua, apakah ini menjadi keputusan negara atau menjadi keputusan politik luar negeri yang notabenenya ibu yang bertanggung jawab terkait hal ini, dengan segala hormat ini seperti apa,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno menjawab pertanyaan TB Hasanuddin. Ia menegaskan semestinya Komisi I DPR juga mengkomunikasikan hal itu ke Prabowo.
“Mengenai masalah Shangri-La Dialogue, karena Kementerian Pertahanan (Kemhan) adalah juga mitra dari Komisi I DPR RI, mungkin ada baiknya juga dilakukan komunikasi langsung dengan Pak Menhan untuk mendapatkan gambaran, pandangan yang disampaikan Pak Menhan di Shangri-La Dialogue beberapa hari yang lalu. Posisi pemerintah Indonesia tidak berubah,” kata Retno dalam rapat.
Retno mengatakan posisi Indonesia mutlak memberikan kedaulatan dan integritas kepada wilayah lain. Ia juga menyinggung pesan dari Presiden Joko Widodo yang berharap dapat menghentikan perang.
“Pertama, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah itu selalu kita hormati, dan ini terefleksi dengan baik pada saat ada voting mengenai isu yang terkait penghormatan territorial integrity dan kedaulatan,” tutur Retno.
“Kedua, call kita selalu please hentikan perang, dan ini disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Kyiv, Moskow, dan bulan lalu Pak Presiden bertemu dengan Presiden Zelensky di Hirosima. Dan call ini selalu diulangi,” ujarnya.
Ia juga berbicara terkait Indonesia yang mendukung perpanjangan Black Sea Grain Initiative. Menurutnya, Indonesia sudah melakukan langkah strategis menyikapi dampak dari konflik Rusia dan Ukraina.
“Ketiga, yang selalu kami sampaikan adalah kita ingin mendapatkan jaminan agar rantai pasok makanan tidak terganggu. Oleh karena itu, Pak Presiden waktu bertemu dengan Presiden Zelensky di Hiroshima mengatakan bahwa Indonesia mendukung perpanjangan Black Sea Grain Initiative,” kata Menlu.
“Kami justru menyampaikan perpanjangannya jangan hanya dua bulan. Padahal, kalau sudah bicara mengenai makanan, diperlukan adalah untuk jangka waktu yang lebih lama. Itu sudah disampaikan kepada Presiden Zelensky,” sambungnya.
Di akhir, ia menegaskan untuk pernyataan Prabowo di Shangri-La Singapura agar dikomunikasikan langsung ke pihak terkait.
“Jadi empat poin tersebut menjadi posisi dasar dari Pemerintah Indonesia (terhadap konflik perang Ukraina). Untuk yang Shangri-La monggo Bapak call sama Pak Menhan,” pungkasnya.
(dwr/gbr)