Jakarta –
Malang betul nasib 11 Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja ini. Niat mencari kerja dengan gaji tinggi di negeri rantau tapi malah kena tipu orang. Yang lebih miris lagi, mereka dipaksa bekerja dari Kamboja menipu saudara sebangsa di Tanah Air, Indonesia.
11 WNI di Kamboja itu tidak menyangka bakal dipekerjakan sebagai scammer, begitu menurut pengakuan mereka. Scammer pada dasarnya adalah pekerjaan tikang tipu untuk mendapat keuntungan dari korban. Sebelum berangkat ke Kamboja, mereka dijanjikan oleh agen tenaga kerja untuk bekerja sebagai karyawan call center dengan gaji Rp 12 juta.
“Sesampai di Kamboja, kami di sini tidak dipekerjakan sebagai call center service melainkan bekerja sebagai scammer dan dipaksa untuk menipu warga Indonesia kita sendiri,” kata salah satu dari 11 WNI tersebut, Heri (38) asal Medan, melalui video yang diterima detikcom pada 4 Juni 2023.
Mereka juga ditarget untuk menipu dan meraup duit korban dalam jumlah yang tinggi. Tidak ada dari 11 WNI ini dapat memenuhi target bos scamming itu.
“Setelah kami menjalani proses pekerjaan yang diberikan, ternyata saya dan kawan-kawan tidak menyanggupi. Kami mendapat tekanan target, per kepala harus mencapai target sekitar Rp 60 juta. Jadi sampai sekarang kurang lebih hampir dua bulan ini kita tidak pernah mencapai target mereka,” kata Heri.
Gaji juga tidak sesuai dengan janji agensi sekitar Rp 12 juta. Hal ini disampaikan oleh Steven, salah satu dari 11 WNI tersebut, asal Tangerang, Banten. Steven menyatakan janji gaji adalah USD 800 atau sekitar Rp 12 juta kurang sedikit untuk kurs saat ini. Namun ternyata, para WNI menerima sekitar USD 400 atau USD 350 saja atau sekitar Rp 5 juta.
Steven mengaku bos mereka berbahasa Mandarin. Para WNI diminta bekerja menipu orang-orang Indonesia.
“Nomor orang Indonesia. Semua yang kita tipu nomor orang Indonesia semua,” kata Steven, pria 29 tahun dan punya dua anak.
Pendekatan personal dilakukan untuk menjerat korban scamming. Mereka melakukan pendekatan via media sosial, kemudian berkomunikasi sebagai teman.
“Dimulai dari pertemanan berlanjut ke jenjang pacaran, kemudian baru kami bawa ke aplikasi yang namanya Mekri,” kata Steven. Mereka menipu korban yang kemudian bersedia menyetor duit senilai Rp 300 ribu.
Mereka bekerja di area Kamboja dekat perbatasan Vietnam, namanya Mocbai Bavet. Di situ ada lokasi perjudian.
Untuk menyelamatkan mereka, detikcom Do Your Mgaic telah berusaha menghubungi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Juru Bicara Teuku Faizasyah dan Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, hingga KBRI Phnom Penh Kamboja. Informasi diterima oleh pihak-pihak tersebut. Mereka kini tengah berusaha diselamatkan lewat aparat Kamboja. Simak terus kelanjutan kabar dari Kamboja di detikcom.
(dnu/dnu)