Jakarta –
Ciri-ciri musim kemarau perlu diketahui sebagai persiapan dalam menghadapi datangnya musim tersebut. Karakteristik musim kemarau sendiri identik dengan cuaca panas dan sinar matahari yang terik di siang hari.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki dua macam musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Untuk tahun 2023 ini, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau sudah mulai lebih awal di sejumlah wilayah.
Lantas, seperti apa ciri-ciri musim kemarau itu? Dan kapan prakiraan musim kemarau di Indonesia tahun 2023? Simak informasi dan penjelasannya berikut ini:
Apa Itu Musim Kemarau?
Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemarau adalah kering (tentang musim, ruang perahu sesudah ditimba, dan sebagainya). Sementara menurut BMKG, musim kemarau adalah suatu kondisi di mana berbagai daerah mengalami kekeringan atau kekurangan air dan tidak turun hujan. Ini terjadi karena adanya gerakan angin muson timur yang melewati Indonesia.
Di Indonesia, musim kemarau disebabkan oleh angin muson yang bertiup dari Benua Australia. Dalam kondisi ini, angin muson timur membawa hawa panas yang berasal dari gurun Australia. Kemudian angin tersebut bergerak melewati Indonesia sehingga wilayah Nusantara mengalami musim kemarau.
Periode musim kemarau di Indonesia biasanya terjadi pada bulan April hingga September. Setelah itu, berganti dengan musim hujan yang didahului dengan masa transisi atau peralihan atau yang dikenal dengan musim pancaroba.
Untuk mengenali terjadinya musim kemarau ada beberapa ciri-ciri yang bisa diketahui. Mengutip Modul Pembelajaran Sains, berikut ini beberapa ciri musim kemarau, di antaranya:
- Jarang turun hujan.
- Matahari cenderung terik dan tidak ditutupi awan.
- Tanah mulai kering dan retak.
- Suhu udara cenderung panas.
- Sumber air seperti sungai, rawa, danau dan lainnya mengering dan surut.
Lebih lanjut, menurut BMKG, prakiraan terjadinya musim kemarau dapat diketahui melalui ciri-ciri yang terdiri dari periode musim, penentuan awal musim, dan puncak musim terjadi. Berikut penjelasannya untuk musim kemarau:
- Satu Periode Musim
Satu periode musim kemarau adalah periode yang ditemukan dalam pola hujan tahunan, dimana terdapat minimal tiga dasarian berturut-turut dengan curah hujan kurang dari 50 mm per dasarian atau total ketiganya kurang dari 150 mm (syarat curah hujan dasarian pertama harus kurang dari 50 mm per dasarian). - Penentuan Awal Musim
Penentuan awal musim kemarau didasarkan pada jumlah curah hujan yang dihitung per dasarian. Awal musim kemarau, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 dasarian berikutnya atau total ketiganya kurang dari 150 mm (syarat curah hujan dasarian pertama harus kurang dari 50 mm per dasarian). Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju),
sama, atau lebih lambat (mundur) dari normal (Normal Curah Hujan 1991-2020). - Puncak Musim Kemarau
Puncak musim kemarau merupakan periode dimana terdapat jumlah curah hujan terendah untuk akumulasi tiga dasarian berturut-turut. Jika tiga dasarian tersebut berada pada bulan yang berbeda, bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim kemarau adalah dimana 2 dasarian tersebut berada. Jika terdapat minimal 3 dasarian bernilai 0 mm, maka bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim kemarau diambil di tengah periode tersebut.
Prakiraan Musim Kemarau 2023 di Indonesia
Merujuk informasi yang dibagikan BMKG, prakiraan awal musim kemarau 2023 di Indonesia mulai terjadi sejak bulan April hingga Juni 2023. Sementara untuk prakiraan puncak musim kemarau 2023 di Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023 mendatang.
“Prakiraan Musim Kemarau 2023 pada 699 ZOM (Zona Musim) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilamusim kemarauyah diprakirakan mengalami Awal Musim Kemarau 2023 pada kisaran bulan April hingga Juni 2023 sebanyak 430 ZOM (61,52%),” tulis BMKG.
“Puncak Musim Kemarau 2023 di Indonesia sebagian besar diprakirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023 yaitu seluas 1.411.292 km2 (73,69%),” lanjut BMKG dalam keterangannya.
Sedangkan untuk durasi musim kemarau 2023 di Indonesia, menurut BMKG, diprakirakan akan terjadi antara 9 sampai 20 dasarian. Sebagai informasi, dasarian adalah jangka waktu yang lamanya sepuluh hari berturut-turut.
Musim Kemarau 2023 Diprediksi Lebih Kering
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengatakan bahwa musim kemarau 2023 di Indonesia diprediksi akan lebih kering dibanding musim kemarau 3 tahun terakhir. Dia mengatakan musim kemarau 2023 secara umum bersifat normal apabila dibandingkan rerata klimatologis tahun 1991-2020.
“Secara umum musim kemarau 2023 diprediksi bersifat normal dan ada juga yang di bawah normal. Masing-masing sebanyak 327 zona musim atau 46,78%. Nah, tapi mohon diperhatikan, normal itu dibandingkan rerata klimatologisnya antara tahun 1991 sampai tahun 2020,” papar Dwikorita, seperti dilansir situs BMKG.
Sebab, selama 3 tahun belakangan, terjadi musim kemarau basah atau musim kemarau yang diiringi angin kencang dan hujan di beberapa daerah. Dwikora menyebut, bahkan ada potensi El Nino yang berpotensi menyebabkan musim kemarau 2023 lebih kering.
“Padahal selama 3 tahun berturut-turut terakhir, yaitu 2020, 2021 hingga 2022, kita sudah mulai terbiasa dengan musim kemarau yang basah yang di atas normal. Sekarang kita mengalami normal lagi, artinya sudah biasa ada hujan di musim kemarau saat ini kembali ke normal. Bahkan ada potensi El Nino, artinya ada potensi lebih kering terutama dibandingkan 3 tahun terakhir,” jelasnya.
Maka dari itu, kata Dwikorita, menyikapi situasi tersebut BMKG menghimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau 2023. Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).
(wia/imk)