Jakarta –
Viral di media sosial aksi sejumlah siswa SMP di Cianjur, Jawa Barat (Jabar), disuruh bersujud sambil mencium kaki sekelompok siswa lainnya. Kini tujuh orang pelaku perundungan dan penganiayaan itu telah ditangkap polisi.
Berikut fakta-fakta viralnya aksi perundungan dan penganiayaan terhadap sejumlah siswa SMP di Cianjur, yang dirangkum detikcom, Sabtu (17/6/2023):
1. Video Siswa SMP Disuruh Sujud dan Cium Kaki
Aksi sejumlah siswa SMP di Kabupaten Cianjur menjadi korban kekerasan dan perundungan viral di media sosial. Video aksi perundungan siswa tersebut diduga dilakukan di salah satu komplek vila di Kawasan Cipanas.
Dalam video berdurasi 38 detik itu, tampak beberapa siswa SMP disuruh oleh seseorang yang merekam video untuk mulai bersujud kepada siswa lain yang ada di depannya. Bahkan para korban disuruh bersujud sambil mencium kaki para pelaku yang duduk.
Namun saat hendak mencium pelaku terakhir, para korban malah mendapat tindak kekerasan dimana pelaku menendang bagian wajah, kepala, hingga badan korban. Sambil meringis menahan sakit, korban kembali duduk di tepi rumah di lokasi kejadian.
2. Kronologi Siswa Disuruh Sujud dan Cium Kaki
Informasi yang dihimpun detikJabar, kejadian itu bermula ketika rombongan dari salah satu SMP di Cianjur hendak pergi main ke Puncak, Rabu (14/6/2023) lalu. Di tengah perjalanan mereka dicegat oleh kelompok dari sekolah lain.
Belasan korban pun berlarian menghindari para pelaku. Salah satu korban bahkan sempat terkena bacok oleh pelaku di bagian kaki.
“Saudara saya jadi salah satu korban. Tapi berhasil kabur. Ada yang kena bacok juga di bagian kaki, tapi berhasil selamat juga bersama saudara saya,” ujar Ujang (bukan nama sebenarnya) keluarga korban, dilansir detikJabar, Sabtu (17/6/2023).
Namun, lanjut dia, beberapa siswa berhasil tertangkap oleh pelaku dan dibawa menuju salah satu vila di kawasan Cipanas. Di lokasi itu, para korban dipaksa untuk bersujud seraya mencium kaki para pelaku.
Tidak hanya itu, korban juga ditendang di bagian kepala hingga badan oleh salah satu pelaku yang diduga sudah berusia dewasa. Menurut dia, para pelaku diduga merupakan siswa dari SMP di wilayah Cipanas.
3. Para Pelaku Ditangkap di Rumah Masing-Masing
Usai mendapatkan laporan adanya aksi perundungan dan penganiayaan melalui video yang beredar pada Jumat (16/7/2023) malam, polisi langsung menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan. Usai mendapatkan identitas para pelaku, anggota Polsek Pacet pun mengamankan para pelaku di rumahnya masing-masing.
“Siang tadi kami berhasil mengamankan tujuh orang pelaku, yakni pelaku inisial AJ (22), kemudian enam pelaku lainnya yang masih anak-anak berinisial RJ, PN, ARY, DR, AS, dan MPA,” ujar Kapolsek Pacet AKP Hima Rawalasi saat ditemui di Mapolsek Pacet, dilansir detikJabar, Sabtu (17/6/2023).
Menurutnya otak pelaku tersebut ialah AJ yang merupakan pimpinan dari kelompok pelajar yang melakukan perundingan terhadap korban. disebutkan bahwa AJ merupakan siswa dari sekolah lain.
4. Para Pelaku Terancam Hukuman 3,5 Tahun Bui
Hima menjelaskan para pelaku melakukan aksinya di sebuah vila di kawasan Cipanas. “Awalnya korban ini dicegat kemudian dibawa ke vila. Di lokasi tersebut terjadi aksi perundungan terhadap korban,” kata dia.
Ketujuh pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolsek Pacet untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. “Untuk pelaku yang masih berstatus pelajar dan usianya di bawah umur didampingi juga oleh orangtuanya,” kata dia.
Atas perbuatannya ketujuh pelaku dijerat dengan pasal 76 c juncto pasal 80 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. “Pelaku terancam hukuman pidana kurungan penjara selama 3 tahun enam bulan,” pungkasnya.
5. Pelaku Ngaku Pilih Target Korban secara Random
Selain disuruh sujud dan cium tangan, terungkap jika korban juga ditabrak sepeda motor dan dicambuk menggunakan sabuk oleh para pelaku. Polisi mengatakan, mulanya para korban yang hendak menuju Puncak dicegat di kawasan Cipanas.
Sebagian korban berhasil kabur dan beberapa diantaranya berhasil ditangkap pelaku. Setelahnya pelaku membawa korban ke vila Grand Apple, dimana di lokasi tersebut korban mengalami perundungan dan kekerasan.
“Korban dipaksa mencium kaki, ditendang, dipukul menggunakan sabuk, dan ada satu korban yang disuruh berdiri kemudian ditabrak menggunakan sepeda motor oleh pelaku,” kata Kapolsek Pacet AKP Hima Rawalasi.
Senada, AJ, pelaku utama mengatakan apabila targetnya dipilih secara acak. Siswa sekolah manapun yang melintas akan menjadi target incarannya.
“Target random, siapa saja yang melintas kita setop. Terutamanya siswa yang sekolahnya di wilayah perkotaan Cianjur,” ucapnya.
Dia mengaku sudah tidak bersekolah, namun keenam pelaku lainnya yang masih sekola bisa mengikuti ajakannya lantaran lingkungan tempat tinggal yang masih satu perkampungan.
(wia/jbr)