Bekasi –
Polisi menangkap Raeza (30) dan Jeremia (30), perampok sadis yang memperkosa sales promotion girl (SPG) showroom mobil di Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Begini detik-detik para perampok itu ditangkap.
Dari video yang diperoleh detikcom, seperti dilihat Sabtu (17/6/2023), tampak tersangka Jeremia sedang digiring polisi. Kedua tangan Jeremia terlihat terikat borgol.
Jeremia terlihat mengenakan kaos berwarna biru tua dan celana pendek cokelat. Jeremia lalu menunjukan lokasi ia membuang lakban yang digunakannya untuk membekap mulut korban.
Lakban itu terlihat tergeletak di rerumputan. Sorot lampu senter polisi lalu mengarah ke lakban itu.
Foto: Raeza (kiri) dan Jeremia (kanan), tersangka perampokan yang memperkosa SPG showroom mobil di Cibubur, Bekasi. (Dok. Istimewa)
|
“Itu lakban yang kamu buang?” kata seorang polisi.
“Iya,” kata Jeremia dengan suara pelan.
“Benar ini lakbannya?” tanya polisi sekali lagi.
“Benar,” lanjut Jeremia.
Dalam aksinya, kedua pelaku menutup mata korban dengan lakban dan kedua tangannya diikat tali ties. Kedua tersangka mengancam akan membuat korban cacat jika melawan.
Peristiwa ini dialami korban pada Sabtu (10/6) malam. Korban dibawa berputar-putar keliling kota hingga akhirnya dirampok dan diperkosa di dalam mobil.
Keduanya saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 365 KUHP dan atau Pasal 285 KUHP, Ancaman hukuman selama 12 (dua belas) tahun penjara.
Alibi Merampok demi Biaya Hidup
Polisi mengungkap latar belakang kedua tersangka adalah pekerja serabutan. Keduanya berdalih merampok untuk biaya hidup.
“Background (dua tersangka) tidak bekerja secara tetap. Bekerja seperti serabutanlah,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Titus Yudho Ully kepada wartawan, Jumat (16/6).
Titus mengatakan keduanya ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni di Jakarta Selatan dan Depok. Kedua perampok itu menjual ponsel milik korban yang dirampasnya.
“Motifnya ekonomi. Jadi butuh uang memang. Handphone-nya sempat dijual yang hasil dari rampasan itu. Handphone-nya dijual untuk alasan motif ekonomi,” tuturnya.
(isa/mei)