Jakarta –
TNI AL memberikan brevet kehormatan hidro-oseanografi kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Megawati Soekarnoputri dianggap punya perhatian yang tinggi terhadap kemaritiman.
“Kami memberikan brevet kepada Ibu Mega karena memang cara pandang beliau dari dulu bervisi maritim,” kata Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nur Hidayat, Rabu (21/6/2023).
Pemberian brevet kepada Megawati ini seiring acara peringatan Hari Hidrografi Dunia ke-102 yang digelar Pushidrosal di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hidayat menyinggung pengalaman Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu saat masih menjadi presiden. Menurutnya, Megawati memiliki semangat yang tinggi.
“Kemudian bagaimana beliau waktu jadi presiden sering on board di kapal, kadang sampai satu minggu di kapal, bagaimana keterbatasannya seorang wanita berada di kapal yang isinya di situ kalau dulu isinya masih laki-laki semua di KRI, beliau bisa on board di kapal. Beliau punya semangat tinggi,” ujarnya.
Banyak Peneliti BRIN Ikut Pushidrosal
Lebih lanjut, Hidayat menyambut baik banyaknya peneliti BRIN yang diikutsertakan ke Pushidrosal. Dia menyebut para peneliti BRIN mengembangkan survei batimetri atau pemetaan topografi di bawah air.
“Dalam hal ini saya berada di Pushidrosal, saya juga merasa tersanjung karena banyak sekali peneliti-peneliti dari BRIN yang diikutkan kepada kita. Artinya data yang kita dapatkan di lapangan bukan hanya sekadar untuk mendapatkan data batimetri, kemudian arus pasang surut bagaimana suhu laut bagaimana. Kalau itu bagi kami cukup, tapi bagi mereka tidak cukup,” kata Hidayat.
Lebih lanjut Hidayat mengaku diminta Megawati agar pihaknya memiliki hak intelektual atas data batimetri tersebut. Atas dasar itulah, sebutnya, Megawati layak mendapat brevet kehormatan hidro-oseanografi.
“Tadi Bu Mega juga menyampaikan kita harus punya hak Intelektual (atas peta). Kita bilang, kita di Pushidrosal peta yang digunakan peta internasional yang bisa jadi jaminan bagi kita semuanya. Dan kita juga mengikuti aturan-aturan sertifikasi internasional,” kata Hidayat.
“Sehingga sangat layak kami menyematkan brevet penghargaan kepada beliau, karena sangat concern sampai sekarang beliau sudah tidak menjadi presiden tapi masih jadi dewan pengarah masih seperti itu,” imbuhnya.
(fca/jbr)