Jakarta –
Sopir bajaj mengeluhkan aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan oknum anggota berseragam Dinas Perhubungan (Dishub) di pintu masuk Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat. Dishub DKI Jakarta buka suara.
Keluhan soal pungli itu awalnya disampaikan oleh supir bajaj berinisial AR yang mangkal di salah satu pintu masuk Jakarta Fair Kemayoran. AR mengaku pada malam pembukaan Jakarta Fair, seluruh bajaj yang menaikkan penumpang akan ditagih sebesar Rp 5.000.
“Setiap kali narik bawa penumpang kita bayar Rp 5.000 ke ormas tersebut. Itu beda lagi tadi sama yang dari Dishub, sekali saja mintanya Rp 200 ribu,” kata AR seperti dilansir Antara, Rabu (21/6/2023).
AR menjelaskan selain kepada ormas, ia dan supir bajaj lainnya juga dipungut bayaran sebesar Rp 200 ribu yang dibayar secara patungan atau Rp 3.000 per bajaj kepada salah satu oknum berseragam Dishub. Namun, pungutan tersebut hanya diminta satu kali saja pada malam pembukaan Jakarta Fair, Rabu (14/6) malam.
Setidaknya ada 30 unit bajaj yang parkir di kawasan pintu masuk II Gambir Expo, Jalan Benyamin Suaeb, Jakarta Pusat. AR mengaku terpaksa membayar pungutan tersebut kepada salah satu ormas karena mereka mengancam akan mengalihkan lajur parkir bajaj menjadi parkir liar sepeda motor.
“Kalau ‘nggak digituin’, (lahan) kita buat parkir motor. Parkir motor, (tarif) satu motor Rp 10 ribu, kalau digantikan bajaj, bisa nampung lima motor. Tahun lalu ditarik Rp 2.000 sekali angkut penumpang, sekarang naik Rp 5.000. Kita mau lawan juga mereka diayomi sama petugas,” kata AR.
AR mengaku selain kepada supir bajaj, oknum ormas tersebut juga meminta iuran harian kepada pedagang kaki lima (PKL) di kawasan pintu masuk Gambir Expo, tepatnya di Jalan Benyamin Suaeb.
Kadishub DKI Buka Suara
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan dirinya langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Setelah dilakukan klarifikasi, aksi pungli dilakukan oleh salah satu ormas dan tidak melibatkan anggotanya.
“Kami sudah tindaklanjuti jadi hari pertama setelah saya mendapat informasi itu hari keduanya saya langsung turun ke lapangan dan kemudian kami lakukan klarifikasi ke teman-teman pengemudi bajaj. Memang dari rekan-rekan pengemudi bajaj menyampaikan tidak ada petugas Dishub yang pungli, yang ada itu adalah teman-teman dari ormas, salah satu ormas,” kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Rabu (21/6).
Syafrin mengatakan ormas tersebut menarik retribusi senilai Rp 5 hingga 10 ribu kepada sopir bajaj yang hendak menaikkan penumpang.
“Informasinya variatif ya, sekitar Rp 5 ribu, bisa 10 ribu. Rekan-rekan bajaj kasian. Enggak (menyamar jadi petugas Dishub), mereka kan mau langsung ngangkut, bayar gitu kan. Nah itu kami cek,” ucapnya.
Namun, dia memastikan personel Dishub DKI kini disebar untuk menjaga di pintu masuk. Harapannya, peristiwa itu tak terulang lagi.
“Oleh sebab itu mulai hari itu, hari kemarin, kami langsung melakukan penjagaan di titik di mana potensial terjadi pungli oleh ormas tertentu,” tegasnya.
“Makanya di sana sekarang bisa di cek, pintu 2, pintu 8 itu sudah ada petugas Dishub yang plotting setiap hari. Jadi siapapun yang naik tidak akan ada yang ditarik,” imbuhnya.
(taa/fas)