Jakarta –
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memaparkan data penurunan kasus COVID-19 selama beberapa waktu terakhir. Data tersebut menjadi rujukan pencabutan status pandemi COVID-19.
Wiku mengatakan saat ini terjadi penurunan kasus COVID-19 sejak pertama kali masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 lalu. Hal ini berdasarkan upaya yang dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam penanganan COVID-19.
“Hal ini terlihat dalam perkembangan COVID-19 di lihat dari data kasus positif, kematian, kasus aktif dan angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan,” kata Wiku, dalam konferensi pers, Kamis (22/6/2023).
Wiku mengatakan selama kurun waktu 3 tahun terdapat 2 kali puncak kasus COVID-19, yaitu pada tanggal 15 Juli 2021 yang disebabkan varian Delta, dan pada tanggal 16 Februari 2022 yang disebabkan oleh varian Omicron.
Wiku menyebut pada gelombang pertama akibat varian Delta pada 2021, rata rata penambahan kasus positif harian sebanyak 16.041 kasus. Sementara pada gelombang kedua akibat varian Omicron di tahun 2022 angka kasus positif harian meningkat menjadi 18.138 kasus. Sementara saat ini terjadi penurunan rata-rata penambahan kasus COVID-19 harian.
“Saat ini rata-rata penambahan kasus positif harian selama bulan Januari sampai bulan Juni 2023 hanya sebesar 533 kasus positif atau turun lebih dari 97% dari rata-rata saat puncak kedua,” ujarnya.
Selain itu, rata-rata penambahan kasus kematian harian juga terlihat penurunan signifikan hingga lebih dari 94% jika dibandingkan dengan periode gelombang kedua akibat varian Omicron dan gelombang pertama akibat varian Delta.
“Melihat kasus aktif COVID-19 saat ini angkanya jauh lebih rendah dibandingkan kasus aktif selama 2 kali gelombang kasus,” katanya.
Wiku mengatakan kasus aktif COVID-19 saat ini sebesar 0,14%, sedangkan saat gelombang pertama sebesar 8,96%, sementara gelombang pertama 17,61%. Selain itu ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 juga terus mengalami perbaikan.
Lebih lanjut, Wiku mengatakan adanya perbaikan kondisi COVID-19 di Indonesia juga tidak terlepas dari peran vaksinasi. Ia menyebut saat ini hasil penelitian sero survey antibody SARS COV 2 pada Januari 2023 menunjukan proporsi penduduk yang memiliki kadar imunitas COVID-19 masih tinggi yaitu 99%.
“Dengan adanya perkembangan yang baik untuk kasus positif, kematian, kasus aktif dan angka keterisian tempat tidur, maka kondisi faktual ini cukup untuk menjadi dasar pencabutan status pandemi COVID-19 di Indonesia,” kata Wiku.
(yld/yld)