Jakarta –
Warga di Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, komplain kondisi lingkungannya tercemar kotoran sapi dari peternakan setempat, sampai-sampai kesehatan istrinya yang sedang hamil menjadi terganggu. Lurah Cikoko menjelaskan akhir-akhir ini jumlah sapi bertambah menjelang hari raya kurban.
“Karena ini Idul Adha, sapinya lebih banyak. Nanti setelah Idul Adha, sapi-sapinya akan berkurang,” kata Lurah Cikoko, Fitrianti, saat dihubungi detikcom, Senin (26/6/2023).
Peternakan ini ada di RT 9 RW 3, berjarak sekitar 400 meter dari rumah warga pelapor bernama Hasan Alhabsy yang ada di RT 5 RW 5. Peternakan itu dimiliki warga bernama Burhan, diwariskan dari ayahnya sejak ’60-an dan dikatakan Fitrianti sudah beroperasi sejak ’80-an.
Fitrianti bertugas di kelurahan ini sejak 2019 dan sebelum Hasan, ada pula komplain warga. Sebagai lurah, dia sempat mengkoordinasikan pembersihan di lokasi.
“Pada 2021, Kami sudah berusaha melakukan pengangkutan kotoran sapi dari peternakan Pak Burhan,” kata Fitrianti.
Dia menjelaskan ada beberapa peternakan sapi di sini. Namun hanya peternakan Burhan saja yang sering dikomplain warga. Peternakan Burhan kali ini menerima penggemukan sapi jelang Idul Adha.
Februari lalu, setelah ada komplain dari warga bernama Hasan Alhabsy, peternakan Burhan membuat tambahan septic tank, dari yang semula satu septic tank menjadi empat septic tank. Namun ternyata, masalah pencemaran lingkungan masih ada.
Fitrianti menjelaskan usaha peternakan sapi tidak dilarang dioperasikan di zona ini. Soal masalah limbah, Fitrianti selaku lurah berkoordinasi ke dinas-dinas terkait. Perkembangan terbaru, Perusahaan Umum Daerah Pengolahan Air Limbah (Perumda Paljaya) mengambil sampel air limbah. Sampel akan diuji laboratorium dan hasilnya akan muncul tiga pekan nanti.
(dnu/dnu)