Mayoritas masyarakat puas terhadap kinerja Polri memberantas tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Lembaga survei Indikator Politik Indonesia membuktikan 67,7% masyarakat puas dengan pemberantasan TPPO yang dilakukan Polri.
Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (Spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Survei Indikator mengambil sampel kasus 26 WNI di Myanmar yang menjadi korban TPPO. Semua WNI itu kini telah berhasil dipulangkan ke Indonesia.
Peneliti utama Indikator Burhanuddin Utama mengatakan mayoritas masyarakat yang mengetahui kasus itu sangat puas dengan kinerja Polri. Ada 67,7% masyarakat yang puas kinerja Polri memberantas TPPO.
“Kasus perdagangan orang terhadap 26 orang WNI di Myanmar diketahui oleh sekitar 26% warga, di antara yang mengetahui mayoritas merasa cukup atau sangat puas dengan kinerja Kepolisian dalama memberantas TPPO, 67.7%,” ujar Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Minggu (2/7/2023).
Survei Indikator memberi pertanyaan: Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah dengar kasus perdagangan orang terhadap 26 WNI di Myanmar? … (%)
Hasilnya:
26,1% Tahu
73,9% Tidak tahu
Kemudian survei Indikator memberi pertanyaan: Jika tahu, Apakah Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Kepolisian dalam pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang? (contoh: kasus penyekapan 26 WNI di Myanmar, scamming online di Filipina)… (%)
Sangat puas 7,9%
Cukup puas 59,8%
Kurang puas 23,0%
Tidak puas 3,4%
Tidak tahu/jawab 5,8%
Seperti diketahui, Kapolri merupakan Kepala Pelaksana Harian Satgas TPPO. Sementara itu, Wakabareskrim Irjen Asep Edi Suheri ditunjuk menjadi Kepala Satgas TPPO.
Foto: Kasatgas TPPO Polri Irjen Asep Edi Suheri memimpin pengecekan dokumen penumpang kapal di Nunukan (dok. Polri)
|
Satgas TPPO Tangkap 642 Tersangka
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengungkap hasil kerja Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan orang (Satgas TPPO). Dia mengatakan pemberantasan TPPO dilakukan dari hulu ke hilir.
“Terhadap kejahatan transnasional, Polri melakukan pemberantasan dari hulu ke hilir seperti membentuk Satgas TPPO untuk memberantas kejahatan perdagangan orang,” kata Sigit, Sabtu (1/7).
Hal itu disampaikan Kapolri sebagai laporan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Bhayangkara ke-77 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Jenderal Sigit menyampaikan ada 600 orang lebih yang ditetapkan sebagai tersangka dan lebih dari 1.800 korban diselamatkan. Satgas TPPO resmi dibentuk Kapolri pada Selasa (6/6) lalu.
Satgas TPPO di seluruh jajaran polda se-Indonesia langsung bergerak menangani kasus human trafficking tersebut.
Dengan hasil seperti ini 642 orang tersangka dan penyelamatan 1.826 korban baik di dalam maupun luar negeri,” kata dia.
Sigit mengatakan Polri akan membentuk direktorat baru yang khusus menangani kasus TPPO. Direktorat ini juga akan menangani perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
“Ke depan, Polri akan membentuk struktur direktorat perlindungan perempuan dan anak serta pemberantasan perdagangan orang di tingkat Bareskrim, polda jajaran sesuai arahan Bapak Presiden Republik Indonesia,” ungkapnya.
Kembali pada survei Indikator, survei tersebut juga memotret persepsi publik terhadap kinerja Polri di berbagai bidang. Hasil selengkapnya ada di halaman berikutnya.