Jakarta –
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkap beberapa alternatif terkait Pondok Pesantren Al-Zaytun. Ma’ruf menyebut kemungkinan Ponpes itu tidak dibubarkan akan tetapi dilakukan pembinaan.
Ma’ruf awalnya berbicara tentang proses hukum yang saat ini dijalani oleh Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Ma’ruf masih menunggu proses hukum itu.
“Ya pertama kan dari aspek pelanggaran, kan sekarang sedang diproses untuk Panji Gumilangnya, itu satu hal. Kalau itu nanti ada sesuatu yang sudah… saya tidak mendahului, nanti kan ada keputusannya seperti apa,” kata Ma’ruf usai acara Forum CSR Indonesia di Soehanna Hall, Jakarta The Energy Building SCBD, Jl Jend. Sudirman, Jakarta Selatan, seperti dalam rekaman dari Setwapres, Rabu, (5/07/2023).
Ma’ruf mengatakan bahwa ada masukan dari masyarakat agar pesantren dibubarkan. Pemerintah saat ini masih mempertimbangkan terkait nasib para santri.
“Nah kemudian pesantrennya ini memang masyarakat ingin banyak membubarkan, menutup, tetapi memang ada pertimbangan bahwa di situ banyak santri, cukup besar ya berapa jumlahnya itu. Ini perlu dibina, perlu supaya diluruskan, akidahnya diluruskan, pemahamannya diluruskan, apa namanya komitmen kebangsaannya diluruskan nanti semuanya itu, nah itu perlu dilakukan pembinaan,” jelasnya.
Ma’ruf kemudian mengungkapkan alternatif mengenai Al-Zaytun ini. Salah satunya kemungkinan untuk tidak membubarkan, akan tetapi mengedepankan pembinaan.
“Jadi mungkin beberapa alternatifnya itu tidak dibubarkan tapi dibangun, dibina dengan baik, sehingga mereka tetap pesantren itu bisa berjalan, bisa belajar, tapi sesuai dengan akidahnya yang sudah benar maupun juga dalam sistem kita, di dalam berbangsa bernegara,” tutur dia.
Ma’ruf mengatakan telah menugaskan Menko Polhukam Mahfud Md untuk menangani polemik Al-Zaytun ini. Ma’ruf meminta publik untuk menunggu keputusan.
“Kita tunggu saja, kan saya sudah mempercayakan kepada Menko Polhukam dan semua yang terkait seperti apa akhirnya itu, temuannya seperti apa, putusannya seperti apa, dan penyelesaiannya seperti apa, tentang pesantrennya kira-kira seperti itu,” jelasnya.
(lir/imk)