Jakarta –
Kementerian Kesehatan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan 9 rumah sakit pengampu layanan kesehatan prioritas. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kesehatan masyarakat dapat menentukan keberhasilan bonus demografi.
“Nggak mungkin kita bisa sampai target apa demografi bonus kalau masyarakat kita keburu sakit. Kalau kita intervensinya di RS, udah telat, nggak boleh sakit. Tugasnya Dinkes DKI menjaga agar tetap sehat, nggak boleh sakit,” kata Budi dalam sambutan penandatanganan kerja sama dengan 9 RS pengampu layanan kesehatan prioritas, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023).
Dia mengatakan bonus demografi dapat dicapai dengan orang-orang yang memiliki kepintaran dan kesehatan. Dia menyebut berhasil atau tidak target bonus demografi tergantung dari pola hidup masyarakatnya.
“Hanya satu momen in life yang bisa mereka lakukan pada saat demografi bonusnya dicapai, kalau dia demografi bonus gagal masuk, sepanjang hidup bangsa negara itu dia tidak akan bisa capai (target negara maju). Karena demografi bonus populasi produktif 15-60 itu paling tinggi,” ungkap dia.
“Karena income itu paling tinggi gaji kita semua kan. Kalau pada saat itu nggak tercapai, itu akan mulai turun karena orang tuanya mulai banyak, itu seumur hidup bangsanya tidak akan mencapai masuk ke high income, seumur hidup bangsa akan ada di middle income,” sambungnya.
Sementara, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap sistem pengampuan layanan kesehatan prioritas dapat meningkatkan kemampuan rumah sakit. Hal itu dalam rangka memberikan layanan terbaik untuk masyarakat.
“Sekaligus menjadikannya sebagai center of excellent yang mampu mewujudkan cita-cita Jakarta sebagai Kota Global,” ujar dia.
“Saya (juga) berharap paradigma hidup sehat akan menjadi budaya masyarakat kota Jakarta,” imbuhnya.
Adapun sembilan RS pengampuan nasional yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, diantaranya, RSUP Cipto Mangunkusumo, RS Kanker Dharmais, RSUP Fatmawati, RSAB Harapan Kita, RSJPD Harapan Kita, RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, RS PON, dan RS Jiwa Marzoeki Mahdi.
(amw/dek)