Jakarta –
Pengamat sepakbola, Kesit B Handoyo, menilai kritik terhadap kondisi Jakarta Internasional Stadium (JIS) bukan terkait persoalan politik. Dia menyebut ada beberapa hal teknis yang memang membuat JIS belum memenuhi standar.
“Kalau saya orang bola, saya melihatnya lebih kepada teknis,” kata Kesit saat diskusi Adu Perspektif kolaborasi detikcom dengan Total Politik, Rabu (5/7/2023).
Kesit mengatakan sebetulnya desain JIS sudah seperti stadion milik Bayern Muenchen, Alianz Arena. Namun, dia menyinggung pernyataan Sekjen PSSI di tahun 2022 yang pernah menyebut JIS tidak memenuhi standar.
“Kalau kita lihat secara keseluruhan, JIS di mata saya itu stadion luar biasa, saya kalau melihat JIS itu kayak Alianz Arena tuh di Muenchen, tapi kalau kita lihat belakangan ini, terus juga sebelumnya kalau kita ingat tahun 2022 Sekjen PSSI pernah bilang waktu Indonesia mau hadapi Curacao, untuk Friendly Match FIFA Match day, kemudian dikatakan bahwa PSSI, sekjennya mengatakan bahwa JIS tidak memenuhi standar,” jelasnya.
“Walaupun berapa hari kemudian diralat, tapi saya lebih percaya dengan omongan pertama, karena apa? Nah itu dia, nggak jelas kenapa gitu loh kok tiba-tiba (diralat)? Kok besoknya atau beberapa hari kemudian bilang, makanya, tapi saya lebih percaya yang hari pertama,” lanjutnya.
Kesit lalu menjelaskan persoalan hingga membuat JIS dianggap tidak memenuhi standar FIFA. Dia menyebut salah satunya soal akses keluar stadion.
“Kalau kita lihat dari akses memang masih terlalu rawan untuk pertandingan sepak bola, karena gini, resistensi atau risiko untuk pertandingan sepakbola jauh lebih besar. Jangankan 2 suporter ketemu, 1 suporter aja bisa bentrok. Kita ambil contoh ketika kejadian Kanjuruhan, itu kan semuanya saudara-saudara kita yang meninggal, walau memang bukan bentrok tapi karena gas air mata, kan semuanya suporter Arema,” katanya.
Dia mengatakan syarat FIFA perlu dipenuhi untuk meminimalisasi risiko kerusuhan. Menurutnya, hal itu perlu dipenuhi agar tak ada korban dalam gelaran event besar.
“Jadi betapa tinggi risiko chaos di sepak bola walau tidak melibatkan 2 supporter, jadi wajar menurut saya ketika ada kekhawatiran jika tidak dilakukan pembenahan terutama pada akses masuk di JIS, kekhawatiran terjadi chaos itu,” jelasnya.
Dia menyebut tidak ada persoalan terhadap akses ke area penonton dalam stadion. Yang jadi masalah, kata dia, pintu masuk ke JIS.
“Kalau ke stadion it’s okay, pintunya banyak, sesuai standar itu, pintunya banyak, problemnya adalah ketika keluar,” ujarnya.
Selain itu, persoalan waktu yang dibutuhkan untuk penonton keluar dari area JIS sepenuhnya juga harus diperhatikan. Dia menyebut standar yang harus dipenuhi yakni 30 menit setelah pertandingan.
“Waktu pada saat pertandingan selesai, kemudian berapa waktu dibutuhkan penonton ini clean tidak ada di area, ini antisipasi terjadi chaos, keributan, atau kebakaran atau apa, jadi dalam waktu 30 menit itu sudah harus bisa. Tapi kalau akses belum memenuhi persyaratan ini akan sangat rawan,” tuturnya.
(maa/jbr)