Jakarta –
Aktivitas pelayaran dan bongkar muat barang sejumlah kapal layar motor (KLM) di Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, sedang terganggu karena ada bangkai kapal yang karam pada April 2023. Karena bangkai kapal ini belum juga dievakuasi, setidaknya 260 Anak Buah Kapal (ABK) terdampak.
“Ada sekitar 260 ABK yang kena. Kalau kapal ada sekitar kurang lebih 50 kapal yang nggak bisa berlayar,” kata salah satu Nahkoda Kapal KLM Mitra Buana, Abdul Majid (58) kepada detikcom di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Sabtu (15/7/2023).
Dirinya dan ABK yang terjebak selama 3 bulan hanya bisa menunggu. Terdakang ABK lain juga ikut mengangkut muatan kapal seperti yang dikerjakan kuli.
“Ya nunggu aja di sini. Lontang-lantung, saya juga. Tapi kadang ya kalau ada serabutan ya kita kerjain. Bantuin angkut muatan kapal yang di ujung sana,” ujarnya.
Abdul mengatakan tiga bulan terakhir ini, pemasukannya tak pasti. Sebab nahkoda dan ABK akan dapat penghasilan jika sudah berlayar.
“Sehari di dompet masuk Rp 50 ribu saja udah Alhamdulillah kita. Udah nggak ada pemasukan semenjak nggak berlayar ini. Kita kan dapat uang kalau berlayar. Kalau nggak ya nggak dapat,” ucapnya.
Pihaknya bahkan mengaku sempat berunjuk rasa di pelabuhan karena tidak ada kejelasan dari pihak berwenang. Mereka meminta bangkai KLM yang kini sudah karam itu segera dievakuasi.
“Kemarin itu kita sudah sempat demo di sini. Nahkoda, ABK, dan kuli, semuanya demo karena kita nggak ada pemasukan sama sekali. Nggak bisa begini terus,” tuturnya.
Sebelumnya Abdul menceritakan kejadian kapal karam itu. KLM di area gudang 9 itu karam sebagian akibat kebakaran pada April 2023.
“Dari Mei tanggal 3 atau 4 saya lupa. Itu kejadian subuh jam 5. Kapal dari tengah sana saya lihat sudah kebakar. Terus air pasang kan. Nah kapalnya kebawa sampai pinggir sini. Karam lah dia,” ucapnya.
Evakuasi sebetulnya sudah dilakukan seminggu setelah peristiwa kebakaran kapal itu. Namun, evakuasi berlangsung cukup lama sebab terdapat lubang yang cukup besar di dasar kapal itu.
“Evakuasi kapal itu, satu minggu setelah kejadian. Tapi belum bisa diangkat. Terus kaya gitu aja sampai hari ini. Berarti udah jalan 3 bulan lah,” imbuhnya.
“Kayanya di bawah kapal itu ada lubang besar, jadi kapalnya susah untuk mengapung. Ini mau dicoba lagi dua tiga hari ke depan. Semoga sudah bisa diangkut,” pungkasnya.
(isa/isa)