Jakarta –
Tiga orang pria tewas tenggelam saat menjalani ritual pengobatan di Danau Kuari di Cigudeg, Kabupaten Bogor. Ritual dilakukan oleh seorang yang disebut ‘ustaz’ dengan cara mencelupkan korban sebanyak tujuh kali ke danau kuari, atau bekas galian tambang.
Waketum MUI Anwar Abbas mengatakan dalam ajaran Islam, nyawa manusia tentu sangat dihargai. Menurutnya, ‘ustaz’ pemimpin ritual tersebut harus bertanggung jawab.
“Ajaran Islam sangat menghargai jiwa dan nyawa manusia. Barang siapa yang menghilangkan nyawa orang lain yang tidak sesuai dengan ketentuan SARA’ maka yang bersangkutan berarti sama artinya telah menghilangkan nyawa seluruh manusia. Jadi menghilangkan nyawa orang dalam Islam dosanya sangat besar,” kata Anwar saat dihubungi, Sabtu (15/7/2023).
Anwar mempertanyakan tanggung jawab dari pihak yang melakukan ritual tersebut. Dia mempertanyakan sisi keselamatan pasiennya.
“Oleh karena itu cara ritual pengobatan yang dilakukan dengan cara memandikan ketiganya di pinggir danau dengan cara korban ‘dicelupkan’ badan hingga kepalanya sebanyak 7 kali seperti yang dilakukan di Bogor tersebut apakah itu bisa dipertanggungjawabkan atau tidak dan apakah cara-cara yang mereka lakukan dalam pengobatan tersebut sudah memperhatikan dan mempertimbangkan keselamatan jiwa dari sang pasien atau tidak,” katanya.
Lebih lanjut, dia meminta agar pihak terkait untuk bertanggung jawab atas ritual mandi malam di danau kuari berujung jatuhnya korban jiwa ini.
“Untuk itu kita meminta kepada pihak yang berwenang agar mempelajari kasus ini dengan sebaik-baiknya karena sudah jelas kita tidak mau hal-hal seperti ini akan terulang kembali. Untuk itu kita meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk mempelajari apakah cara-cara pengobatan seperti ini dapat dipertanggung jawabkan atau tidak,” ujarnya.
Diketahui, tiga orang pria tewas tenggelam saat menjalani ritual pengobatan di Danau Kuari di Cigudeg, Kabupaten Bogor. Ritual dilakukan oleh seorang ‘ustaz’ dengan cara mencelupkan korban sebanyak tujuh kali ke Danau Kuari.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (13/7/2023) sekitar pukul 22.00 WIB. Polisi mengungkapkan awalnya ketiga korban ini menjalani sebuah ritual pengobatan oleh guru spiritualnya.
“Kejadian tersebut bermula saat korban MDR (20) akan dilakukan pengobatan secara spiritual oleh seorang ustaz di danau tersebut,” kata Kapolsek Cigudeg Kompol Wagiman dalam keterangannya, Jumat (14/7).
Wagiman mengatakan korban MDR merupakan warga Rumpin, Kabupaten Bogor, mengalami gangguan kejiwaan dan hilang ingatan. Ia datang untuk berobat.
“Korban MDR alami sakit kejiwaan, hilang ingatan juga,” kata Wagiman.
Ditenggelamkan 7 Kali
Adapun ritual pengobatan yang dilakukan guru spiritual tersebut dengan menenggelamkan tubuh korban sampai ke kepala. Hal itu dilakukan sebanyak tujuh kali.
“Pengobatannya dengan cara ditenggelamkan sebanyak tujuh kali. Tubuhnya saja sampai kepala, direndam, nanti diangkat, terus direndam kembali, sampai tujuh kali,” tambahnya.
(azh/jbr)