Jakarta –
Mantan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim, heran dengan harta kekayaan Pondok Pesantren Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang. Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) mengatakan telah menganalisis keuangan Panji Gumilang dan menyerahkannya ke Bareskrim Polri.
“Hasil analisis terkait kasus yang ada sudah disampaikan kepada penyidik,” kata Humas PPATK, Natsir Kongah, saat dihubungi, Minggu (16/7/2023).
Natsir tidak menjelaskan apakah ada hal yang aneh atau tidak pada keuangan Al Zaytun atau Panji Gumilang. “Silahkan koordinasi dengan penyidik,” katanya.
Dia hanya menjelaskan bahwa laporan analisis PPATK disampaikan dalam bentuk dokumen. PPATK pun dapat menjadi saksi dalam kasus yang melibatkan Panji Gumilang.
“Nanti dalam persidangan, bisa diminta sebagai saksi ahli,” katanya.
Keheranan Lucky Hakim
Lucky Hakim juga mengaku heran dengan kekayaan Pondok Pesantren Al Zaytun. Dia mengatakan bahwa pondok pesantren tersebut adalah pembayar PBB terbesar di Indramayu.
“Saya mau lihat semuanya yang heboh-heboh ini. Saya bilang heboh karena memang semuanya serba besar. Ini pesantren terbesar se-Indonesia, tanahnya besar sekali,” ungkap Lucky di Bareskrim Polri, Jumat (14/7).
Bahkan, menurut Lucky, Al-Zaytun tercatat sebagai pembayar pajak bumi dan bangunan (PBB) terbesar di Indramayu. Hal yang sama juga berlaku untuk tagihan listriknya.
“Saya tahu dari mana, karena Al Zaytun pembayar PBB (pajak bumi bangunan) terbesar, kan bayarnya ke pemda Indramayu. Bayar listriknya seratus berapa juta, Rp 170 jutaan kan gitu. Uangnya dari mana?” ucapnya.
Lucky mengatakan bahwa dia pernah mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun pada 29-30 Juli 2022. Dia mengatakan bahwa saat itu kunjungannya tidak berkaitan dengan agama, tetapi untuk mengajak masyarakat Indramayu belajar bertani dan membuat kapal di Al-Zaytun.
Lucky melihat bahwa Al Zaytun memproduksi kapal-kapal laut yang nantinya akan dijual kepada nelayan. Dia juga melihat bahwa hasil pertanian dari para santri lebih produktif.
“Fokus saya waktu itu bukan terkait agama. Saya hanya fokus pada petani dan nelayan untuk bisa diajari dengan baik, selebihnya tidak,” ujar Lucky.
Lucky mengaku sempat memikirkan bagaimana Panji Gumilang bisa memiliki uang sebanyak itu. Namun, dia mengatakan bahwa dia tidak berani bertanya langsung kepada Panji dengan alasan sopan santun.
“Tidak mungkin saya bertanya dari mana uangnya. Saya hanya berkata, kok begitu kaya, sangat luar biasa. Dia menjawab bahwa itu berasal dari usaha agrobisnis dan sebagainya,” ucapnya.
Lucky juga menyatakan bahwa dia tidak pernah memberikan dukungan dana kepada pondok pesantren tersebut. Namun, dia mengakui bahwa dia pernah menerima barang dari pondok pesantren berupa peci dan jas.
“Kalau dari pribadi saya tidak ada dukungan. Tetapi saya pernah menerima sesuatu dari Al-Zaytun, yaitu jas dan peci saat saya berkunjung,” katanya.
(aik/azh)