Jakarta –
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto turut menjadi pembicara dalam Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka). Hasto memperikan penjelasan terkait pemikiran geopolitik Presiden ke-1 RI Ir Soekarno.
Hasto mengatakan terdapat 7 variabel dalam geopolitik yang digunakan Soekarno. Beberapa diantaranya yakni militer, politik, teritorial hingga teknologi.
“7 variable geopolitik Soekarno yakni demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains dan teknologi,” ujar Hasto dalam pemaparannya melalui virtual, Selasa (18/7/2023).
Ia menilai geopolitik Soekarno dapat menjadi jalan kebijakan pertahanan negara untuk membuat kebijakan baru. Hasto juga menyebut pengaruh geopolitik Soekarno ini memiliki relevansi dalam bidang pertahanan.
“Tujuh variabel pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan bagi pertahanan negara,” tuturnya.
“Pengaruh geopolitik Soekarno memiliki relevansi dalam pertahanan, di antaranya pembebasan Irian Barat, peta jalan koridor pembangunan nasional, peta jalan koridor kepentingan nasional, pelembagaan pertahanan nasional, darat, laut, dan angkasa, tingginya indeks pertahanan nasional dan kemandirian pertahanan nasional,” sambungnya.
Hasto mengatakan ilmu geopolitik Bung Karno merupakan ilmu kepemimpinan Indonesia bagi dunia.
“Pemikiran ilmu geopolitik Bung Karno pada dasarnya adalah ilmu kepemimpinan Indonesia bagi dunia, dengan menggunakan 7 instrumen of national power kita yang harus terus menerus disimulasikan menjadi power dan dalam perjuangan itu kita menggunakan konstalasi geopolitik dunia dengan menggunakan keunggulan melalui diplomasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolog,” ujar Hasto.
Menurutnya terdapat banyak contoh hasil dari pemikiran geopolitik Soekarno. Ia lantas meminta para mahasiswa sebagai penerus bangsa untuk membangun Indonesia dengan pendekatan geopolitik seperti Soekarno.
“Begitu banyak contoh aplikasi dari pemikiran geopolitik Soekarno, termasuk bagaimana ke depan kita juga harus membangun Indonesia raya kita dengan pendekatan-pendekatan geopolitik dengan memanfaatkan setiap AlKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang ada di Indonesia bagi kepentingan Indonesia,” tuturnya.
Untuk diketahui, acara Simposium PPIDK Timtengka 2023 ini mengusung tema ‘Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah’. Simposium digelar di Tunisia dan dihadiri perwakilan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika, baik secara langsung maupun virtual.
(dwia/eva)