Jakarta –
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Maluku dan Maluku Utara DPP Golkar, Hamzah Sangadji, heran dengan sikap Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, yang siap maju menjadi Ketua Umum Golkar. Menurut Hamzah, Bahlil pernah menyatakan diri bukan lagi kader Partai Golkar.
“Saudara Bahlil itu pada setelah dilantik jadi menteri 2019, dia dulu pernyataan rilis dan pernyataan resmi di media waktu itu, bahwa dia sudah bukan lagi kader Golkar dan sudah 10 tahun keluar dari Golkar,” kata Hamzah kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).
Sebagai informasi, Bahlil usai dilantik sebagai menteri memang pernah menyampaikan bahwa dirinya sudah 10 tahun tidak berkiprah di Golkar. Kala itu dia mengaku didapuk Jokowi mewakili kalangan profesional.
Karena itu, Hamzah pun mempertanyakan dari jalan mana Bahlil akan maju menjadi Ketum Golkar. Menurut dia, sebagai menteri, Bahlil seharusnya memiliki adab politik.
“Kalau hari ini beliau menyatakan siap, dari mana jalan mana yang dia masuk? Kedua, hari ini kan kita harus lihat soliditas partai dari seluruh kabupaten, provinsi, kita sudah on air untuk mempersiapkan diri menghadapi Pemilu. Saya kira selaku menteri atau selaku kader bangsa kita harus punya adab politik, karena dengan adab itu tentu konsistensi negara ini bisa selamat dan satu hal yang ingin kami tegaskan sebagai kader partai konsistensi stabilitas politik Golkar itu jangan diganggu, karena pasti mengalami distorsi negara ini,” tuturnya.
Hamzah juga meminta Bahlil untuk introspeksi diri apakah memenuhi syarat sebagai calon Ketum Golkar. Pun apakah Bahlil pernah berbakti kepada Golkar selama ini.
“Apakah dia memenuhi syarat enggak untuk menjadi calon ketua umum? Dia pernah berbakti kepada Golkar di mana? Ini penting sekali karena solidaritas yang dibangun oleh Golkar saat ini adalah sebuah konsensus dan komitmen untuk memelihara stabilitas nasional dan menjaga demokrasi di Indonesia,” ujar Hamzah.
“Jadi Pak Bahlil jangan kemudian menjadi makelar politik, kemudian loncat pagar untuk bisa mengambil ketua umum Golkar. Itu tidak fair,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Hamzah menekankan bahwa DPD I dan DPD II Golkar se-Indonesia saat ini solid fokus pemenangan Pemilu. Bahkan, Golkar disebutnya menargetkan menjadi Pemenang kedua dalam Pileg 2024.
Terkait dengan survei Golkar yang disebut Bahlil tengah menurun, Hamzah menegaskan bahwa survei elektabilitas bersifat fluktuatif dan dinamis. Hal itu pun menurutnya tidak menjustifikasi Bahlil untuk cawe-cawe dengan urusan Golkar.
“Dia melihat survei dia mau cawe-cawe. Masuk dari mana? Pintu mana dia akan masuk? Dan dia pernah berbakti berkarya untuk Golkar di mana? Kita tegak lurus dengan kepemimpinan Airlangga Hartato,” tegas Hamzah.
(mae/imk)