Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan daerah memperbanyak pasar murah untuk mengantisipasi El Nino dan puncak musim kemarau pada Agustus-September. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal melaksanakan arahan tersebut.
“Kita laksanakan. Pemda DKI kan sudah banyak bantuannya,” kata Heru di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (25/7/2023).
Heru mengatakan, setiap tahun, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan Rp 17,8 triliun untuk jaring pengaman sosial (social safety net) melalui 17 jenis bantuan sosial (bansos). Bantuan itu meliputi Kartu Jakarta Pintar (KJP) hingga bantuan sembako untuk pangan bersubsidi.
“(Ada) 17 item bantuan, maka misalnya contoh yang anak-anak yang dapat KJP ya sekolah benar, belajar, antara lain itu,” jelasnya.
Sementara untuk sasaran penerima bansos, berdasarkan data hasil sinkronisasi antara data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan data penyasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE). Dia mengatakan pendistribusian bansos akan didasarkan pada data nama dan alamat.
“Sasarannya tergantung DTKS dan P3KE. Kita mau ke arah sana. Pengetatan artinya semua berdasarkan data, nanti by name by address,” terangnya.
Jokowi Minta El Nino Diantisipasi
Sebelumnya, arahan itu disampaikan Jokowi saat mendatangi pembagian 3 ribu paket sembako dalam kegiatan Pasar Rakyat di Lapangan Rampal Kota Malang pada Senin (24/7) sore.
“Saya telah memerintahkan kepada BUMN, gubernur, bupati, dan wali kota untuk memperbanyak pasar murah di daerah. Kedua, kalau ada anggaran bantuan sembako ke masyarakat diperkuat,” ujar Jokowi dilansir detikJatim, Selasa (25/7).
“Kita menghadapi El Nino yang tak bisa kita hitung (perkirakan) karena ini iklim kita harus dahului dulu. Kita ada data-data yang daerah mana. Kita harap kita bisa dahului, apabila El Nino datang kita siap,” sambungnya.
Jokowi menyampaikan bahwa El Nino yang diprediksi akan terjadi pada Agustus dimungkinkan bisa berdampak pada kesehatan dan pangan. Oleh sebab itu, upaya antisipasi harus dilakukan jauh-jauh hari.
“Panasnya bisa mengganggu kesehatan. Kedua, pangan juga terganggu kalau betul terjadi di Agustus perkiraan. Negara lain mempengaruhi stok pangan seperti Vietnam dan India stop ekspor beras. Kita nggak mau seperti itu, semua harus kita siapkan,” terangnya.
(taa/jbr)