Jakarta –
Bendungan pintu air 10 di Sungai Cisadane, Tangerang, Banten, dilaporkan jebol. Akibatnya insiden itu terjadi gangguan pasokan air bersih dan air yang mengalir ke area persawahan di daerah itu.
Dilansir Antara, Rabu (26/7/2023), peristiwa jebolnya bendungan pintu air 10 itu terjadi pada Jumat (21/7) lalu. Bendungan peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1927 tersebut merupakan aset milik Kementerian PUPR di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC) dan dioperasionalkan oleh Dinas PUPR Provinsi Banten kini masih dilakukan penanganan oleh pihak terkait.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, ribuan hektare sawah di empat kecamatan di Kabupaten Tangerang terancam mengalami kekeringan akibat jebolnya pintu air 10 Sungai Cisadane yang belum diperbaiki. Menurutnya, dengan jebolnya pintu air tersebut akan berdampak besar terhadap hasil panen petani di empat wilayah lahan sawah yang ada di daerah itu.
“Yang pasti itu akan berdampak besar kepada lahan sawah seluas 4.666 hektare di Sepatan, Pakuhaji, Kosambi, dan Teluknaga,” kata Asep, Senin (24/7).
Dia mengatakan para petani saat ini tengah membutuhkan air untuk mengoptimalkan masa tanam padi dan pemupukan. Namun, kondisi itu kini tengah disulitkan akibat jebolnya pintu air Cisadane.
Namun, kata dia, jika kondisi tersebut tak segera diatasi, maka masa tanam padi petani di ribuan hektare sawah itu bakal terancam puso.
“Pada prinsipnya kalau di pertanian itu kalau sawah terairi produksi akan meningkat, tapi kalau kekeringan produksi akan menurun,” ujarnya.
Asep berharap dengan kondisi itu pihak Kementerian PUPR, BBWSCC dan Dinas PUPR Provinsi Banten agar segera mengatasi permasalahan tersebut.
“Dengan itu, maka ini urusannya pusat sama provinsi. Jadi kalau kita (pemda) hanya sebatas penerima jadi tidak bisa mengambil langkah lebih,” ujar dia pula.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan terdapat empat pintu air di Bendungan Pintu Air 10 yang mengalami kerusakan sehingga produksi air bersih untuk masyarakat Kota Tangerang mengalami penurunan.
“Debit air Sungai Cisadane yang seharusnya tertampung malah terus mengalir dan permukaan airnya menjadi turun karena debit air terus berkurang. Otomatis suplai bahan baku air untuk PDAM pun juga jadi berkurang,” kata Arief saat meninjau Bendungan Pintu Air 10 pada akhir pekan lalu.
PDAM Ungkap Permukaan Air Sungai Cisadane Mulai Naik
PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang mengungkapkan kondisi muka air Sungai Cisadane sudah mulai berangsur naik setelah sebelumnya turun akibat jebolnya empat pintu air serta musim kemarau. Direktur Utama PDAM Tirta Benteng, Doddi Effendy, mengatakan batas normal tinggi muka air yakni 12 meter. Namun beberapa waktu lalu sempat mencapai level 10,9 meter
Doddi menyebut dengan adanya upaya perbaikan pintu air oleh BBWSCC, kondisi muka air Sungai Cisadane dalam kondisi aman terkendali. Instalasi Pengolahan Air (IPA) pada PDAM Tirta Benteng, per pukul 07.00 WIB, Selasa (25/7), mencatat level MDPL (Meter Di atas Permukaan Laut) sudah di angka 11,715 meter.
“Pagi ini sudah di 11,7 meter. Mudah-mudahan terus berangsur naik hingga batas normal yakni 12 meter. Dengan ini dipastikan suplai air PDAM Tirta Benteng, Kota Tangerang, tidak terganggu,” katanya.
(fas/imk)