Kabasarnas Marsdya Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka penerima suap proyek pengadaan barang dan jasa di Basarnas. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Henri diketahui memiliki aset berupa pesawat.
Henri mengaku pesawat tersebut dia rakit sendiri. Harga pesawat itu mencapai Rp 650 juta.
Henri memiliki total kekayaan Rp 10,9 miliar. Berdasarkan data LHKPN, kekayaan Henri mencapai Rp 10.973.754.000. Asetnya itu didominasi oleh lima bidang tanah senilai Rp 4.820.000.
Henri juga tercatat memiliki tiga unit mobil. Dia juga diketahui memiliki sebuah pesawat terbang jenis Zenitg 750 STOL keluaran tahun 2019.
Selain itu Henri juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 452.600.00 dan harta lainnya mencapai Rp 600.000.000. Henri pun masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 4.056.154.000 serta dia tercatat tidak memiliki utang.
Berikut sejumlah pengakuan Henri terkait pesawat yang dirakitnya sendiri:
1. Pesawat Dirakit Sejak 2019
Dia mengungkapkan pesawat dibeli pada 2019. Kemudian pesawat dirakit jauh sebelum dia menjabat sebagai kabasarnas.
“Pesawat itu saya rakit sendiri,” kata Henri kepada detikcom, Kamis (27/7/2023).
“Saya beli dan merakit sejak tahun 2019, jauh sebelum menjabat Kabasarnas. Di YouTube ada kok,” lanjutnya.
Kabasarnas Marsdya Henri Alfiandi merakit pesawat Foto: dok. Istimewa
|
2. Pesawat Rakitan Untuk Healing
Henri mengatakan dirinya memiliki hobby menerbangkan pesawat. Dia menyebut pesawat rakitannya itu untuk healing.
“Pesawat bukan barang mahal, terjangkau kok. Saya cinta dirgantara, jadi hobby terbang saya tetap tersalurkan,” ujar Henri.
3. Harga Pesawat Sama dengan Mobil
Henri menyebut pesawat baginya kini bukan lagi barang yang ‘wah’. Bahkan, kata Henri, harga pesawat sudah sama dengan mobil.
“Bagi saya pesawat bukan lagi barang yang wah, sudah sama dengan mobil harganya,” ujarnya.
4. Rakit Pesawat Pakai Mesin Honda Jazz
Henri mengaku merakit pesawatnya itu dengan mesin Honda Jazz. Henri juga turut membuat pesawat yang dirakit di Tulungagung.
“Saat saya membuat ekor pesawat 2019. Saya merakit sendiri dengan gunakan mesin Honda Jazz,” kata Henri.
“Berita perakit pesawat yang di Tulungagung itu saya juga bikin,” tambahnya.
5. Penggiat Dirgantara
Henri menyebut dirinya sebagai pegiat kedirgantaraan. Dia mengaku merakit pesawat itu untuk menginspirasi masyarakat bahwa mereka bisa mewujudkan terbang dari pesawat dengan harga yang terjangkau dan aman.
“Saya ini pegiat kedirgantaraan. Jadi wajar saya menginspirasi masyarakat untuk bisa mewujudkan bisa terbang dari pesawat dengan harga terjangkau dan aman,” ujarnya.