Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyoroti kabel berantakan di Jakarta buntut peristiwa Sultan Rif’at Alfatih yang lehernya terjerat kabel fiber optik. Heru meminta agar semua kabel optik yang semrawut dirapikan.
Kecelakaan yang menimpa Sultan itu terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023. Mahasiswa Semester VII Universitas Brawijaya itu terjerat kabel menjuntai saat ia berkendara motor.
Sultan mengalami patah tulang tenggorokan akibat kabel menjuntai yang menjerat lehernya itu. Hal ini tak hanya membuatnya tak bisa bicara, tetapi juga tidak dapat minum dan makan secara normal.
Sultan sudah 7 bulan menjalani perawatan di rumah sakit. Pada Rabu (26/7) lalu, ia kembali dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, karena mengalami pendarahan di tenggorokan dan paru-paru yang terendam air.
Ortu Tunggu Janji Perusahaan Kabel Fiber Optik
Akibat insiden itu, Sultan sudah 7 bulan tidak bisa bicara. Ayah Sultan, Fatih FH, kini memperjuangkan haknya untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari pihak perusahaan pemilik kabel fiber optik yang menjuntai itu.
Kepada detikcom, Fatih mengaku pernah mendatangi kantor perusahaan pemilik kabel fiber optik itu di Jakarta Pusat pada 5 Juni 2023. Saat itu, menurutnya, ada iktikad baik.
“Besoknya tanggal 6 Juni mereka datang ke rumah, langsung ada utusan mereka tiga orang dan mereka mengakui betul bahwa itu (kabel) punya mereka,” kata Fatih kepada detikcom, Rabu (26/7/2023).
“Dan atas kecelakaan itu, mereka menyatakan prihatin dan akan bertanggung jawab atas kecelakaan itu sesuai standar mereka. Ya sudah, saya sampaikan intinya permintaan saya prioritaskan obati dulu anak saya sampai sembuh total. Kemudian, atas biaya pengobatan yang sudah dikeluarkan, tolong supaya diganti, karena itu di luar perencanaan saya,” imbuh Fatih.
Namun, setelahnya, Fatih mengatakan tidak ada tindak lanjut. Dia kecewa karena salah satu perwakilan perusahaan yang tadinya menjadi jembatan komunikasi kini tidak lagi bisa dihubungi.
“Diprosesnya saya berkali-kali follow up lewat HP, WA, tapi progresnya kok lambat sekali. Bahkan posisinya sejak 2 bulan ini nggak ada kabar. Terakhir saya coba komunikasi lagi perwakilan yang selama ini menjadi pintu saya untuk komunikasi, itu menyampaikan, ‘Pak, kami tidak diperbolehkan lagi komunikasi dengan Bapak. Nanti akan dilanjutkan oleh pihak ketiga yang akan komunikasi’. Saya nggak tahu pihak ketiga itu siapa, saya tanya siapa, dijawab ‘tidak tahu’, sampai sekarang tidak ada follow up lagi, ini yang membuat saya kecewa,” ucap Fatih.
Baca berita selengkapnya di halaman berikutnya.