Pelamar kerja yang viral dinarasikan menjadi korban penipuan modus lowongan kerja (loker) yang diselamatkan ojol di Bekasi, Jawa Barat, buka suara terkait kejadian yang dialaminya. Pelamar kerja itu bernama Gira.
Gira mengaku belum berencana melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya ke pihak kepolisian. Dia mengaku tak ingin keamanannya terancam.
“Sebenernya ini kali pertama saya sih menghadapi kasus seperti ini, dan saya juga takut keamanan saya terancam. Pasti oknum seperti mereka jaringannya luas kan,” kata Gira saat dihubungi, Sabtu (29/7/2023).
Dia mengatakan dirinya menemukan link lowongan kerja itu dari akun pencarian kerja online. Dia memutuskan untuk mendatangi alamat loker itu lantaran tak ada ketentuan biaya yang harus dibayar.
“Jadi ceritanya aku ada panggilan interview kerja, sebelumnya ada link gitu kan, pas aku cek katanya itu nggak berbayar, oke lah aku dateng ke alamat yang dituju. Pas sudah sampai di sana banyak banget kejanggalan,” ujarnya.
Dia menyebut ada sejumlah kejanggalan saat sampai di ruko loker tersebut. Di antaranya tak ada seleksi psikotes, pertanyaan singkat saat interview hingga diharuskan membayar sejumlah uang dengan dalih untuk pelatihan.
“Katanya bakal ada prosesi psikotes, interview dan penempatan wilayah kerja. Faktanya nggak ada psikotes sama sekali, terus juga interviewnya nggak selayaknya interview, cuman ditanya nama, alamat sekarang, habis itu dia jelasin tentang job desk dan salary, lanjut tiba-tiba dia ngejelasin kalau ada pembayaran nominal sekian juta untuk pelatihan, aku nolak karena nggak sinkron dengan di web, akhirnya kata dia nggak apa-apa DP dulu. Aku coba dulu aja kan DP nominal Rp 350 robu eh terus disuruh menghadap ke bos lantai 3,” tuturnya.
Gira mengaku dipaksa tanda tangan surat perjanjian di atas materai dan membayar sejumlah uang. Dia menyebutkan saat dirinya menolak membayar justru tetap dipaksa dan diminta menghubungi keluarga agar membayar di hari tersebut.
“Aku dibawa ke ruangan bosnya, di sana banyak banget penjelasan dan diwajibkan tanda tangan di atas materai, aku teliti dan baca surat itu, sampai aku bilang aku belum bisa tanda tangan, aku alibinya uangnya baru ada besok atau lusa. Mereka tetap maksa aku untuk bayar saat itu juga, disuruh menelpon pihak keluarga dan disediakan ruang tunggu. Tapi mereka paham kalau aku udah tau kalau surat-surat itu bukan kontrak kerja, tapi lebih tepatnya isian kalau kita nggak bisa menuntut mereka lewat jalur hukum,” ujarnya.
Dia mengatakan dirinya berusaha keluar dari ruko tersebut dengan alasan memesan makanan online namun tetap dilarang. Dia mengatakan dirinya baru diperbolehkan keluar ruko usai menyelesaikan persyaratan administrasi.
“Aku di sana pas lagi nggak ada yang jagain langsung pesan ojol, minta tolong ke dia. Sambil nunggu ojol bales, tiba-tiba ada orang masuk nemenin aku, aku tahu ini suruhan bosnya buat jagain aku, akhirnya aku ijin mau beli sarapan keluar, eh aku dilarang dan dibilang buat nyelesain administrasi dulu baru boleh keluar,” ujar Gira.
“Aku coba cek HP lagi, kata ojolnya bilang aja order makanan, aku coba bilang lagi ke penjaganya yang jagain aku, kita beneran berdua di ruangan, ‘mas aku kalau pesen makanan di ojol boleh nggak? Nanti makan di sini’ dan anehnya jawabannya tetep nggak boleh,” imbuhnya.
Selengkapnya pada halaman berikut.