Jakarta –
Menko Polhukam Mahfud Md menjenguk Sultan Rif’at Alfatih (20) korban terjerat kabel menjuntai yang dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim). Mahfud berbincang dengan Sultan menggunakan ketikan di handphone (HP).
“Saya melihat kondisi Sultan Alfatih yang terkena musibah dan sudah membaik. Saya berkomunikasi melalui dari HP. Saya berharap doa kita semua, dia masih punya semangat untuk terus belajar dan kembali ke kampus,” kata Mahfud Md kepada wartawan di depan Gedung Promoter RS Polri, Jumat (4/8/2023).
Kondisi Sultan saat ini memang tidak bisa berbicara lantaran luka yang ada di lehernya. Kondisi saat ini membuat Sultan makan dan minum harus dibantu menggunakan selang.
Meski demikian, Mahfud meyakini peluang mahasiswa Universitas Brawijaya itu untuk sembuh cukup besar. Menurutnya hanya perlu bersabar dengan proses yang sedang dilakukan.
“Kalau saya melihat penjelasan kepala rumah sakit, dari orang tua harapan untuk sembuh dan pulih itu cukup besar, tinggal menunggu waktu dan kesabaran,” terang Mahfud.
Diketahui, Sultan sebelumnya menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Polhukam Mahfud Md. Kunjungan tersebut merupakan respons Mahfud atas surat tersebut.
Tahap pengobatan Sultan korban terjerat kabel menjuntai di Jakarta Selatan (Jaksel) dilakukan di RS Polri Kramat Jati. RS Polri atas perintah langsung dari Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyiapkan dokter spesialis untuk menangani Sultan.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brijen dr. Hariyanto mengatakan Sultan akan ditangani oleh gabungan dokter spesialis dari beberapa rumah sakit. Langkah ini diambil berdasarkan perintah langsung dari Kapolri.
“Insyaallah nanti dibantu dari spesialis yang lain. Bisa dari RSPAD atau RS lain yang punya ahli, kita berkolaborasi. Intinya kita membantu dalam hal ini kemanusiaan saja, kita tidak ada yang lain dan ini perintah pimpinan. Polri punya tugas pokok mengayomi dan melayani masyarakat dalam hal ini kemanusiaan harus dikedepankan,” kata Brigjen Hariyanto kepada wartawan di RS Polri, Jaktim, Jumat (4/8).
Hariyanto juga menjelaskan sudah mengantongi nama-nama tenaga medis yang bisa dilibatkan. Mulai dari perawat hingga dokter spesialis.
“Banyak sekali, jadi kita tinggal puluhan. Jadi kalau tulisannya ada perawat mahir, perawat anestesi, gabungan dokter antara paramedis dan ahli yang lain sekitar 45-an. Gabungan dokter, kalau dokter spesialisnya barangkali 15 atau 20-an,” jelas Hariyanto.
(rfs/rfs)